ETIKA BERTAMU DALAM AL-QUR’AN (ANALISIS PENAFSIRAN T.M. HASBI ASH-SHIDDIEQY DALAM TAFSIR AL-QUR’ANUL MAJID AN-NUUR)
ETIKA BERTAMU DALAM AL-QUR’AN (ANALISIS PENAFSIRAN T.M. HASBI ASH-SHIDDIEQY DALAM TAFSIR AL-QUR’ANUL MAJID AN-NUUR)
No Thumbnail Available
Date
2022
Authors
NURMADINA
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
REPOSITORI STAIN MAJENE
Abstract
Al-Qur’an sebagai pedoman bagi umat Islam telah memberikan pelajaran
tentang etika bertamu. Menjaga etika bertamu dalam hidup bermasyarakat
merupakan hal yang sangat penting agar hubungan dengan orang lain selalu tejalin
dengan harmonis. Namun, di tengah masyarakat sekarang ini masih banyak yang
belum memahami etika bertamu dengan baik. Dengan demikian, perlu pemahaman
yang komprehensif tentang etika bertamu seperti yang diajarkan al-Qur’an. Dalam
hal ini, penulis akan merujuk pada Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur karya T.M.
Hasbi ash-Shiddieqy dengan indikator bahwa ia merupakan ulama fiqih dan ulama
tafsir kontemporer yang memiliki pembahasan luas dalam menafsirkan ayat-ayat
al-Qur’an.
Agar penelitian ini dapat mengungkap kandungan al-Qur’an tentang etika
bertamu, maka digunakan pendekatan metode tafsir maud{u’iy/tematik dengan
menggunakan sumber data yang bersifat penelitian kepustakaan (library reseach).
Kemudian, dalam mengumpulkan data dilakukan dengan membaca, mencatat,
mengutip, mengkaji, dan menganalisis literatur-literatur yang terkait dengan topik
permasalahan.
Setelah melakukan penelitian dengan metode dan pendekatan di atas, maka
ditemukan bahwa etika bertamu dalam al-Qur’an adalah, di antaranya: 1) meminta
izin sebelum masuk. 2) memberi salam kepada penghuni rumah. 3) berkunjung
pada waktu yang tepat. 4) tidak berlama-lama dalam bertamu. Adapun terkait
dengan penafsiran Hasbi ash-Shiddieqy tentang etika bertamu, ia menyatakan
bahwa meminta izin bisa dilakukan dengan cara mengetuk pintu atau memanggil
orang yang ada di dalam rumah atau dengan berdeham, membaca tasbih dan
tahmid, serta memberi salam. Pemberian izin oleh seorang anak kecil tidak
dianggap cukup untuk menjadikan seseorang boleh masuk. Bagi tuan rumah, harus
mejawab salam dengan ucapan salam yang lebih baik.
Pemahaman yang baik tentang etika bertamu dapat menjadikan seseorang
bersikap saling menghormati kepada sesama. Oleh karena itu, etika bertamu dalam
al-Qur’an perlu dikaji dan diamalkan, agar fungsi al-Qur’an sebagai sumber ajaran
pertama bagi umat Islam dapat diwujudkan dan membumi.