Skripsi Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
1 - 5 of 59
-
ItemMakna Sure Lipa Sa’be pada Masyarakat Mandar di Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar(Repository STAIN Majene, 2025-08-11)ABSTRAK Nama : Indah Yunitasari MT Nim : 30356120060 Program Studi : Komunikasi Penyiaran dan Islam Judul : Makna Sure Lipa Sa’be pada Masyarakat Mandar di Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Makna yang terkandung dalam tiap sure’ lipa sa’be yang dihasilkan oleh masyarakat Mandar di Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar?” Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk mengetahui makna yang terkandung di dalam sure lipa sa’be Mandar yang dihasilkan oleh masyarakat Mandar di Desa Pambusuang. Prosedur penelitian kualitatif ini, menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari data tersebut diambil kesimpulan. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu adanya makna yang terkandung di dalam sure lipa sa’be Mandar mulai dari garis vertical dan horizontal sampai pada makna warna sure. Hasil pengamatan sure lipa sa’be yang dilakukan di Desa Pambusuang yaitu diketahui bahwa terdapat beberapa makna yang terkandung dalam sure lipa sa’be seperti makan siri’ (Rasa Malu) kejujuran, konsistensi, keadilan, dan kebenaran merupakan bagian dari empat kerangka budaya Siri’. Makna sebagai pembeda status sosial Masyarakat, makna garis adalah pagar, makna sebagai pembentuk karakter (pendidikan karakter secara tersirat) dan makna yang terkandung di dalam warnanya. Serta makna lipa sa’be sebagai aksesoris atau oleh-oleh dari tanah Mandar. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu Lipa sa’be Mandar memiliki tanda dan penanda, Tanda adalah sure’ atau bentuk kotaknya pada kain sedangkan petanda adalah warnanya atau perpaduan warna yang terdapat pada kain. Sure lipa sa’be Mandar terdiri dari dua garis yakni garis vertical dan horizontal yang saling berpotongan, garis vertical maknanya adalah hubungan manusia dengan tuhannya atau rakyat dengan pemimpinnya dan garis horizontal adalah hubungan antara sesama manusia, Makna yang terkandung didalam sure lipa sa’b yaitu; Makna siri (Rasa Malu), makna sebagai pembeda status sosial masyarakat, makna garis adalah pagar, makna sebagai pembentuk atau pendidikan karakter dan makna yang terkandung didalam warna yaitu a) Hitam : Maknanya adalah kesederhanaan dan keberanian, kekuatan dan ketahanan, kesakralan dan kehormatan, kesetiaan dan ketulusan, kearifan dan kedalaman pengetahuan. b)Putih : Maknanya adalah kesucian dan kemurnian, kedamaian dan keamanan, integritas dan kesopanan, kejujuran dan keadilan. c) Hijau : Maknanya adalah kemakmuran dan optimism, keberkahan dan keagungan, komitmen dan kejujuran. d) Biru : Maknanya adalah Keagungan dan kemuliaan, ketenangan dan kedamaian pikiran, keberkahan dan kesucian, kebenaran dan kejelasan. e) Coklat muda : Maknanya adalah kehangatan dan kelembutan, kesederhanaan dan kerendahan hati, kedekatan dengan alam, stabilitas dan kepercayaan. f) Merah muda : Maknanya adalah kelembutan dan kasih sayang, harapan dan kebahagiaan, keanggunan dan keindahan, keharmonisan dan persahabatan. Keywork : Makna, Sure, Lipa sa’be Mandar
-
ItemKonsep Naskh dalam Pemikiran Huseyin Atay(Repository STAIN Majene, 2025-06-30)ABSTRAK Nama : Sumadi NIM : 30156120016 Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Judul : Konsep Naskh dalam Pemikiran Huseyin Atay Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang konsep naskh menurut pemikiran Huseyin Atay. Dalam realitasnya, para ulama terbagi menjadi dua kubu dalam menyikapi naskh, ada kelompok pendukung yang biasanya dari ulama klasik dan ada kelompok penentang yang biasanya dari para ulama dan akademisi di era kontemporer, satu di antaranya ialah Huseyin Atay. Dalam penelitian ini dielaborasi ke dalam dua sub masalah yaitu bagaimana konsep naskh dalam pemikiran Huseyin Atay dan bagaimana implikasinya terhadap kajian al-Qur’an. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif atau penelitian kepustakaan (library research), dengan seluruh datanya bersumber dari bahanbahan tertulis, seperti buku, artikel dan referensi yang lain terkait dengan penelitian. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan rasionalitas, dimaksudkan untuk menganalisis secara rasional pandangan naskh Huseyin Atay dan keterpengaruhnya dan kesamaannya dengan tokoh kontemporer yang lain. Analisis data yang dilakukan berdasarkan studi penelitian tokoh, dengan tujuan untuk menjawab rumusan masalah. Kemudian, dalam penyajiannya menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal dasar dari pandangan Huseyin Atay tentang naskh, ialah tidak ada naskh dalam al-Qur’an, dikarenakan bahwa setiap ayat memiliki keabsahan dari kandungannya dan konteksnya sendiri. Lanjutnya, pandangan yang menyatakan terdapat naskh antar ayat dalam alQur’an bertentangan dengan al-Qur’an itu sendiri yaitu dengan QS. al-Nisa’ ayat 82. Ia juga banyak mengkritik pandangan ulama pendukung seperti jenis-jenis naskh yang telah mereka rumuskan. Selain itu, Atay juga membedakan naskh dengan takhs }i >s }, berbeda dengan ulama klasik yang menyamakan keduanya. Implikasi dari penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang bagaimana Huseyin Atay memandang naskh dalam al-Qur’an. Selain itu, dapat memberikan wawasan tentang latar belakang sosial dan keilmuan yang mempengaruhi pemikiran Atay. Penelitian ini juga menjadi referensi dalam kajian ulu >m al-Qur’an dan tafsir kedepannya, terutama tentang naskh dalam pandangan Huseyin Atay. Kata Kunci: Naskh, Pemikiran, Huseyin Atay
-
ItemPolitik Uang Dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Analisis Tasfir Tematik)(Repository STAIN Majene, 2025-06-30)ABSTRAK Nama : Muh. Arling Syam Nim : 30156120035 Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Judul : Politik Uang Dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Analisis Tasfir Tematik) Melihat konteks sosial politik masa kini, banyak masyarakat yang tidak bisa lepas dari praktik politik uang. Hal tersebut dilakukan dengan berbagai cara yang sulit dideteksi. Politik uang sendiri sudah dianggap sebagai sebuah tradisi, sehingga masyarakat tidak asing lagi, bahkan menganggap itu sebagai hal yang lumrah dalam proses pemilihan. Menurut penulis, hal demikian tentunya memerlukan perhatian khusus untuk dikaji lebih dalam lagi untuk menyelesaikan problem politik uang yang terjadi dalam proses pemilihan. Sehingga dalam penelitian ini penulis membahas bagaimana respon al-Qur’an terhadap praktik politik uang yang masih marak terjadi. Permasalahan di atas dijawab oleh penulis dengan menggunakan metode tafsir tematik. Sebab dengan metode tersebut berfokus pada satu tema atau satu pokok pembahasan yang kemudian dibahas secara mendalam dengan menggunakan ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan tema tersebut. Sehingga dalam penelitian ini berfokus pada tema politik uang dalam al-Qur’an yang menggunakan metode pendekatan sosio historis dan kontekstualis. Jenis penelitian ini adalah penelitian Kualitatif atau kepustakaan. Penelitian ini bersumber dari kitab-kitab tafsir, buku, artikel, penelitian terdahulu, dan lainnya yang terkait dengan penelitian. Kemudian dari data yang didapat, dikumpulkanlah ayat yang terkait dengan tema kemudian dibahas, dianalisis, dan dipahami dengan baik serta memberikan kesimpulan terkait tema yang dikaji. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ayat yang terkait dengan politik uang terdapat dalam Qs. al-Baqarah/2:188 dengan menggunakan term tud}lu> yang berarti menyogok untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, Qs. al-Nisa>’/4:29 dengan term amwa>l al-ba>t}il bermakna harta yang haram, dan terdapat pada Qs. al-Ma>’idah/5:42 dengan term al-suh}tu yang artinya sesuatu yang haram untuk diperolehnya. Selain itu dengan penjelasan hadis nabi politik uang disebut juga sebagai risywah (suap). Hasil penelitian juga menunjukan dampak daripada politik uang dalam kacamata al-Qur’an, yaitu dampak terhadap aspek moral dan spiritual, dan aspek sosial politik. Dengan memahami ayat yang terkait dengan politik uang serta dampaknyanya dalam kehidupan, dapat menanggulangi perbaikan tatanan kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara dengan melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkompeten. Implikasi dari penelitian ini adalah memberikan pemahaman mengenai pandangan al-Qur’an terkait dengan politik uang dengan melihat penjelasan dari para ulama tafsir. Dengan penjelasan tersebut dapat dijadikan sebagai landasan untuk meminimalisir terjadinya politik uang yang sampai saat ini masih banyak terjadi dalam lingkungan masyarakat. Penelitian ini juga merupakan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarkat terkait politik uang sehingga lahir para pemimpim yang betul-betul berkompeten. Kata Kunci: Politik Uang, Tafsir Tematik, Dampak
-
ItemPERSAKSIAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM QS. AL-BAQARAH/2: 282 (STUDI KOMPARATIF TAFSIR AL-AZHAR DAN TAFSIR AL-MISHBA(Repository STAIN Majene, 2025-06-24)ABSTRAK Nama : Andi Amirah Farhana NIM : 30156120021 Program Studi : Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Judul : Analisis Persaksian Laki-Laki dan Perempuan dalam QS. al-Baqarah/2: 282 (Studi Komparatif Tafsir al-Azhar dan Tafsir al-Mishba>h) Skripsi ini membahas tentang penafsiran Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar dan penafsiran M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishba>h tentang nilai-nilai persaksian laki-laki dan perempuan pada QS. al-Baqarah/2: 282. Pada kenyataannya, terdapat perbedaan di kalangan para ulama dalam memandang persaksian perempuan. Ada yang memandang bahwa persaksian perempuan hanya bisa diterima jika berdua dan pada ranah utang piutang dan rumah tangga, ada yang memandang persaksian perempuan diperbolehkan dalam hal talak, rujuk, dan sebagainya selama bukan dalam hal kriminal, serta ada pula yang memandang bahwa persaksian dua banding satu tidak mutlak, dapat dipertimbangkan apabila perempuan tersebut seorang kompeten. Jenis penelitian ini ialah penelitian kualitatif (library research), yang data-datanya bersumber dari bahan-bahan tertulis. Adapun pendekatan yang digunakan ialah pendekatan komparatif atau muqarin yakni dengan membandingkan hasil penafsiran dari Buya Hamka dan M. Quraish Shihab tentang persaksian laki-laki dan perempuan dalam QS. al-Baqarah/2: 282. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan pada penafsiran Buya Hamka dan M. Quraish Shihab tentang persaksian laki-laki dan perempuan. Persamaannya ialah dihadirkannya dua saksi perempuan untuk menggantikan satu orang saksi dari laki-laki tidak menunjukkan kelemahan intelektual perempuan, melainkan karena ranah pembagian kerja yang berbeda. Oleh karena itu dua orang perempuan tidak lain untuk saling mengingatkan. Perbedaannya, Buya Hamka memandang nilai dua orang perempuan sebagai ganti seorang laki-laki ialah mutlak, sedangkan M. Quraish Shihab dengan melihat konteks masa kini, perempuan yang berkompeten pada bidang tersebut, kesaksiannya satu orang dapat menggantikan kesaksian satu laki-laki. Implikasi dari penelitian ini ialah dapat memberikan gambaran mengenai pandangan Buya Hamka dan M. Quraish Shihab dalam persaksian laki-laki dan perempuan pada penafsiran QS. al-Baqarah/2: 282. Selain itu, dapat mengetahui latar belakang yang mempengaruhi Buya Hamka dan M. Quraish Shihab dalam memberikan penafsiran. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi kajian ilmu al-Qur’an dan tafsir. Kata Kunci: Buya Hamka, M. Quraish Shihab, Persaksian, Perempuan, Laki-laki
-
ItemESPON AL-QUR’AN ATAS FENOMENA CHILDFREE (STUDI TEMATIK DENGAN METODE DOUBLE MOVEMENT FAZLUR RAHMAN)(Repository STAIN Majene, 2025-06-24)Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana al-Qur‟an merespon fenomena childfree, karena fenomena ini telah menjadi trend yang menuai perdebatan di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan beberapa sub masalah sebagai berikut: 1). Bagaimana urgensi anak dalam pandangan al-Qur‟an, 2). Bagaimana respon al-Qur‟an atas fenomena childfree dengan metode double movement. Untuk menjawab permasalahan tersebut, peneliti menyusun penelitian ini sesuai dengan metode tematik dengan pendekatan sosio-historis metode Double Movement Fazlur Rahman. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) yang mengacu pada literatur seperti buku, jurnal, artikel maupun skripsi. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer maupun data sekunder. Oleh karena itu, peneliti terlebih dahulu melakukan penelusuran literatur kemudian menelaah ayat-ayat al-Qur‟an serta kitab-kitab tafsir yang berhubungan dengan masalah respon al-Qur‟an atas fenomena childfree. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kehadiran anak merupakan suatu hal yang urgen sebagai generasi penerus sehingga menjaga keturunan sangat dianjurkan. Sementara itu, hadirnya fenomena childfree di tengah-tengah masyarakat jelas menimbulkan perdebatan hingga saat ini. Keputusan childfree dapat menghilangkan keutamaan dari anjuran memiliki keturunan dan mengulangi kebiasaan bangsa jahiliah yang telah dihilangkan oleh Islam. Namun, beberapa pendapat lain juga mengatakan bahwa childfree dapat dilakukan jika tidak mematikan fungsi reproduksi, tidak menjadikannya sebagai ideologi bahkan dikampanyekan. Childfree juga dapat dilakukan ketika seseorang khawatir akan memberikan nafkah melalui cara yang haram. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa childfree dapat dilakukan untuk waktu yang tidak lama atau tidak melakukan childfree secara mutlak. Melalui penelitian ini, diharapkan agar memberikan kesadaran bagi masyarakat bahwa keputusan childfree bukanlah keputusan yang bijak, ketika melakukannya atas dasar ideologi, karena hal ini menyalahi fitrah manusia. Kekhawatiran terhadap masa depan anak merupakan bentuk putus asa terhadap rahmat Allah swt. sehingga untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. dan lebih meningkatkan kesabaran dalam menjalani kehidupan.