Skripsi Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
1 - 5 of 51
-
ItemPRE-SERVICE ENGLISH TEACHERS’ PERCEPTION ABOUT EFFECTIVE EFL TEACHER IN THE CLASSROOM(Repository STAIN MAJENE, 2025-03-13)ABSTRAK Researcher : Dheanda Aulia Fitri Al Azizah Reg Number : 10256120005 Title : Pre-Service English Teachers’ Perception About Effective EFL Teacher In The Classroom Masalah penelitian ini adalah bagaimana persepsi mahasiswa sebagai calon seorang guru terhadap guru EFL yang efektif didalam kelas. Berdasarkan masalah tersebut maka penelitian ini berjudul Pre-Service English Teachers’ Perception About Effective EFL Teacher In The Classroom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mahasiswa sebagai calon guru terhadap guru EFL yang efektif berdasarkan pengalaman dan harapan mereka. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode campuran, yaitu kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian. Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa inggris yang ada di UNSULBAR dan STAIN Majene Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode random sampling yang dimana sampel penelitian ini berjumlah 75 orang mahasiswa. Data yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari kuesioner dan wawancara oleh mahasiswa. Pada instrument kuesioner penelitian ini diadaptasi dari penelitian sebelumnya Metruk (2021) yang berjumlah 29 item dan instrument wawancara terdiri dari 7 pertanyaan yang dikembangkan. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis skala likert untuk data kuantitatif dan analisis miles and Huberman pada data kualitatif. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh persepsi mahasiswa sebagai calon guru terhadap guru EFL yang efektif didalam kelas adalah hasil pada data kuantitatif 84,8% berada di kategori undecided, artinya dapat dikatakan bahwa persepsi mahasiswa terhadap efektifitas guru EFL didalam kelas tergolong tidak sangat mengetahui dan tidak juga minim pemahamannya artinya dapat dikatakan standar. Pada hasil wawancara dapat diperoleh bahwa calon guru masih minim dalam menggunakan metode ajar yang ada didalam kelas. Kata Kunci : Persepsi, Mahasiswa, Guru Bahasa Asing, Effective
-
ItemHEDONISME DALAM PANDANGAN AL-QUR’AN (SUATU KAJIAN TAH{LI(Repository STAIN MAJENE, 2025-03-13)ABSTRAK Nama : Bunga Nirwana NIM : 30156119003 Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Judul : Hedonisme dalam Pandangan Al-Qur’an (Suatu Kajian Tah}li>li dalam Surah Al-Takasur). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penafsiran QS. al-Takasur dengan menggunakan metode tafsir tah}li>li demi mendapatkan interpretasi mengenai hedonisme dan upaya pencegahan terhadap masalah tersebut. Hedonisme dapat mengakibatkan manusia melalaikan hal-hal yang penting, akibat terlalu sibuk dengan gaya hidup yang menuntut kemewahan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian mengenai upaya pencegahan hedonisme dalam al-Qur’an khususnya pada surah al-Takasur. Untuk menjawab permasalahan di atas, penulis menggunakan metode tafsir tah}li>li. Penulis berkeyakinan bahwa metode tersebut dapat dijadikan landasan untuk mengungkap makna ayat-ayat dalam al-Qur’an. Secara khusus penulis menerapkan metode tafsir tah}li>li yang berfokus pada pola penulisan analisis terhadap interpretasi QS. al-Takasur terhadap gaya hidup hedonisme, dengan menggunakan pendekatan teologis. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif atau library research. Pengumpulan data pada penelitian ini merujuk pada kepustakaan, maka data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder dengan mengadakan studi penelusuran literatur kemudian dilanjutkan dengan menelaah ayat-ayat al-Qur’an, kitab-kitab tafsir yang berhubungan dengan masalah yang dikaji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hedonisme semakna dengan bermegah-megahan dalam surah al-Takasur. Berdasarkan makna taka>s\ur yakni bermegah-megahan, mengantarkan manusia pada perbuatan yang melalaikan dari tujuan hidup yang sebenarnya. Beberapa bentuk hedonisme yakni konsumtif, boros dan bermegah-megahan. Kemudian pada kandungan ayat kedua dalam surah ini, dipahami sebagai bentuk pencegahan terhadap gaya hidup hedonisme. Kemudian kenikmatan yang dimegah-megahkan akan dipertanggungjawabkan di kehidupan setelah kematian, demikian ancaman dari Allah swt. untuk para pelaku hedonis. Penelitian tentang hedonisme dalam al-Qur’an khususnya pada surah al-Takasur. Gaya hidup yang marak terjadi di kalangan masyarakat, tetapi sering menggunakan asumsi negatif dan positif, sehingga perlunya kesadaran tersendiri dalam diri masing-masing orang. Dengan demikian, menghindari hal tersebut akan menambah keimanan kepada Allah swt., serta penelitian ini diharapkan mampu menjadi renungan bahwa kehidupan dunia hanya sementara, dan tidak ada yang bisa menolong dari siksa akhirat selain amal kebaikan. Kata Kunci: hedonisme, tah}li>li, al-takasur
-
ItemRESEPSI ISTIWA>’ PADA QS. AL-A’RAF/7: 54 (KAJIAN TERHADAP JEMAAH AHLUSSUNNAH MAJENE)(Repository STAIN MAJENE, 2025-03-03)ABSTRAK Nama : RAHMAWATI NIM : 30156119021 Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Judul : Resepsi Istiwa>’ Pada QS. Al-A’raf/7: 54 (Kajian Terhadap Jemaah Ahlussunnah Majene) Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji resepsi jemaah Ahlussunnah Majene terhadap kata Istiwa>’ pada QS. al-A’raf/7: 54. Ayat ini termasuk dalam golongan ayat mutasya>biha>t yang membutuhkan penjelasan lebih. Namun, sebagian orang menganggap ayat ini ayat muhkamat. Sehingga melahirkan banyak perbedaan makna di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji bagaimana resepsi kelompok Ahlussunnah Majene dalam menanggapi ayat tersebut. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif yang mengadopsi pendekatan living Qur’an. Menggunakan metode tematik pada teori resepsi al-Qur’an. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan dua sumber, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer dalam penelitian ini adalah jemaah Ahlussunnah Majene. sedangkan sumber sekunder diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah data-data tersebut dikumpulkan, kemudian dianaslisis menggunakan kerangka kerja teori resepsi Ahmad Rafiq yang diperkenalkan pertama kali oleh Hans Robert Jauss pada tahun 1967. Dalam memaknai kata istiwa>’ pada QS. Al-A’raf/7: 54, Ahlusunnah Mejene mengaku menempuh jalan para salaf al-s}alih, dengan mengikuti pemahaman yang dianut oleh Ibnu Taimiyyah. Ahlussunnah Majene mengaku mengikuti salaf al-s}alih tetapi kenyataannya mereka justru mengikuti ulama-ulama khalaf. Sebagaimana diketahui bahwa Imam Malik adalah salaf yang berpemahaman tafwid yaitu menyerahkan makna istiwa>’ pada Allah swt. sedangkan Ibnu Taimiyyah berpemahaman bahwa makna istiwa>’ sesuai dengan sifat Kebesaran Allah swt. yakni makna al-uluw (tinggi), namun menyerahkan bagaimana cara istiwa>’ kepada Allah swt. dan ia menyelisihi pendapat yang menakwilkan makna dalam ayat ini. Wajib meyakini sifat istiwa>’ pada Allah swt. dan dilarang dalam membayangkan serta mempertanyakan bagaimana cara dan wujud Allah swt dalam ber istiwa>’ bahkan akan divonis bid’ah bagi yang mempertanyakan hal tersebut. Hadirnya kelompok pengajian Ahlusunnah Majene di tengah masyarakat Majene memberikan semangat belajar dalam ilmu agama bagi sebagian orang. Adanya beberapa perbedaan dalam pemahaman Ahlussunnah Majene menunjukkan bahwa ilmu sangatlah luas, karenanya sangat penting untuk menghargai dan menghormati perbedaan-perbediaan yang terjadi di tengah masyarakat apalagi persoalan agama. Bagi peneliti, dengan tidak memvonis bid’ah untuk ulama-ulama yang memilih jalan mena’wilkan ayat-ayat mutasya>biha’, Ahlussunnah Majene.
-
ItemFENOMENA FASHION WEEK (STUDI ANALISIS QS AL-AHZAB/33: 33 DENGAN METODE DOUBLE MOVEMENT)(Repository STAIN MAJENE, 2025-02-25)ABSTRAK Nama : Ismail NIM : 30156119010 Program Studi : Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Judul : Fenomena Fashion Week (Studi Analisis QS al-Ah}za>b/33: 33 dengan Metode Double Movement) Skripsi ini membahas tentang fashion week atau pekan mode di Citayam yang merupakan sebuah sarana ekspresi para generasi milenial yang pada awalnya hanya sekelompok pemuda yang nongkrong dengan menggunakan pakaian milenial. Peneliti akan mengkaji apakah fashion week juga terkait yang dimaksud dalam QS al-Ah}za>b/33: 33 yang membahas tentang tabarruj. Penelitian ini akan mengangkat permasalahan dengan mengkaji perbedaan metodologi double movement dalam melihat fenomena fashion week dengan apa yang dilakukan oleh para penafsir terdahulu dalam mengkaji tabarruj dalam QS al-Ah}za>b/33: 33 kemudian bagaimana analisis tafsir double movement QS al-Ah}za>b/33: 33 terhadap fenomena fashion week yang ada di Citayam. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pustaka dengan menggunakan penyajian data secara kualitatif. Metodologi yang digunakan untuk mengkaji adalah double movement dengan pendekatan sosio historis yang digagas oleh Fazlur Rahman yang merupakan penafsir kontemporer. QS al-Ah}za>b/33: 33 merupakan sebuah perintah untuk tetap di rumah dan melarang untuk bertabarruj sebagaimana wanita jahiliyah dahulu. Meskipun ayat tersebut ditujukan untuk para istri Nabi, akan tetapi semua wanita muslim termasuk di dalamnya. Fenomena Citayam fashion week tidak tergolong tabarruj yang di maksud dalam QS al-Ah}za>b/33: 33 karena peristiwa tersebut adalah sebuah media ekspresi dan pengenalan busana oleh para pemuda yang pada awalnya sebagai tempat tongkrongan oleh anak remaja asal Citayam dan sekitarnya. Implikasi dari penelitian ini adalah menambah khazanah keilmuan terutama bagi peneliti serta dapat mengetahui bagaimana konteks fashion week dalam pandangan Islam. Selain itu, juga memberikan informasi untuk berhati-hati dalam menggunakan metode ini dalam menafsirkan suatu teks. Karena diperlukan penjelasan yang cukup panjang untuk dapat mendapatkan suatu kesimpulan dari suatu pembahasan.
-
ItemTIPOLOGI PENAFSIRAN ULAMA KONTEMPORER ATAS QS. AL-BAQARAH/2: 106 SEBAGAI DALIL NASKH SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KONSEP NA(Repository STAIN MAJENE, 2025-02-20)ABSTRAK Nama : Nurul Hikmah Amir NIM : 30156120011 Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Judul : Tipologi Penafsiran Ulama Kontemporer atas QS. al-Baqarah/2 : 106 sebagai Dalil Naskh serta Implikasinya terhadap Konsep Na>sikh Mansu>kh dalam al-Qur’an Skripsi ini membahas tentang tipologi penafsiran ulama kontemporer atas QS. al-Baqarah ayat 106 sebagai dalil naskh serta implikasinya terhadap konsep na>sikh mansu>kh dalam al-Qur’an. Secara sederhana, naskh merupakan penghapusan suatu hukum dalam ayat karena terdapat ayat lain yang datang kamudian. Konsep tersebut pun menuai pro kontra di kalangan ulama karena perbedaan dalam memahami dalil terkait naskh, sehingga objek inilah yang diangkat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang berbasis kepustakaan atau dikenal dengan istilah library research. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historis (sejarah) karena akan menelusuri sejarah panjang persoalan naskh dari ulama pra kontemporer hingga ulama kontemporer, terutama pandangan dari masing-masing tokoh. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ulama kontemporer berbeda dalam menafsirkan QS. al-Baqarah/2: 106, terutama pada pemaknaan kata a>yat. Sebagian memaknainya sebagai ayat al-Qur’an dan sebagian yang lain memaknainya sebagai mukjizat atau syariat terdahulu. Mereka yang memaknai sebagai ayat al-Qur’an umumnya mengakui naskh terjadi dalam al-Qur’an atau memiliki syarat naskh yang ketat. Adapun mereka yang memaknainya sebagai syariat terdahulu, umumnya menolak keberadaan naskh dalam al-Qur’an, atau memiliki konsep yang berbeda. Penafsiran-penafsiran tersebut penulis klasifikasikan ke dalam tiga tipologi pemikiran tafsir kontemporer yang digagas oleh Sahiron Syamsuddin, yakni quasi-objektivis konservatif, quasi subjektivis, dan quasi-objektivis progresif. Ditemukan bahwa sebagian besar ulama kontemporer tergolong dalam tipologi quasi-objektivis progresif. Implikasi dari penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran mengenai letak perbedaan ulama terkait ada tidaknya na>sikh mansu>kh dalam al-Qur’an. Tipologi penafsiran sendiri memberikan gambaran mengenai sikap ulama kontemporer terkait dalil naskh, dalam hal ini adalah QS. al-Baqarah ayat 106 yang kemudian tercermin dalam implikasi penafsiran tersebut terhadap konsep na>sikh mansu>kh dalam al-Qur’an. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi upaya pengembangan kajian‘Ulu>m al-Qur’an serta menjadi upaya dalam menjaga keilmuan yang telah disusun oleh para ulama. Kata Kunci: Na>sikh Mansu>kh, Tipologi, Kontemporer