Skripsi Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
1 - 5 of 68
-
ItemKebahagiaan Perspektif M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah (Telaah Konsep al-Sa’adah dan Relevansinya Terhadap Kehidupan Sosial)(Repository STAIN MAJENE, 2025-12-24)Nama : Ulfah Auliah Amir Nim : 30156121027 Program Studi : Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Judul : Kebahagiaan Perspektif M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah (Telaah Konsep al-Sa’adah dan Relevansinya Terhadap Kehidupan Sosial) Setiap manusia menginginkan kebahagiaan yang sering dikaitkan dengan kondisi finansial, materi, kesehatan, kekuasaan, hingga pemenuhan kebutuhan biologis. Namun, faktor-faktor tersebut hanya menghadirkan kebahagiaan sementara, bahkan kini banyak orang mengalami depresi dan gangguan mental. Penelitian ini menggunakan istilah al-Sa'ādah karena konsep tersebut memiliki dimensi filosofis yang lebih kaya untuk mengkaji aspek kehidupan dunia dan akhirat secara menyeluruh. Pemikiran M. Quraish Shihab terkait al-Sa’ādah relevan dengan konteks kekinian karena menyajikan perbandingan dengan ulama klasik dan kontemporer. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif atau penelitian kepustakaan (library research), dengan seluruh datanya bersumber dari bahan- bahan tertulis seperti buku, artikel dan referensi yang lain terkait dengan penelitian. Pendekatan yang diterapkan adalah analisis tematik, dimaksudkan untuk menganalisis secara sistematis pandangan M. Quraish Shihab terkait konsep Sa’ādah. Analisis data yang dilakukan berdasarkan studi kajian tematik tokoh, untuk mengamati bagaimana M. Quraish Shihab menganalisis secara tematik konsep tertentu dalam al-Qur’an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa al-Sa’ādah adalah pencapaian ridha Allah Swt., melalui amal kebajikan konsisten yang menjamin keselamatan akhirat berupa surga. Menurut M. Quraish Shihab, manusia di akhirat terbagi menjadi dua golongan: bahagia dan celaka. QS. Hud/11: 105 dan 108 menyebutkan dua cara meraih al-Sa’ādah: (1) beriman dengan keyakinan menyeluruh kepada Allah Swt dan Rasul-Nya, (2) beramal saleh sesuai akal, al- Qur’an, dan sunnah yang bermanfaat bagi diri dan masyarakat. Kedua ayat tersebut menegaskan bahwa kebahagiaan sejati memerlukan ikhtiar dan tawakal yang sungguh-sungguh. Implikasi penelitian ini memberikan gambaran bahwa al-Sa’ādah bukan sekadar kesenangan atau nasib kebetulan, melainkan hasil pilihan sadar untuk beriman dan beramal saleh yang memerlukan rahmat Allah Swt. Penelitian ini juga menjadi referensi dalam kajian ulūmul Qur’an dan tafsir tentang al-Sa’ādah menurut M. Quraish Shihab. Kata Kunci: Kebahagiaan, al-Sa’adah, M. Quraish Shihab, al-Mishbah, Kehidupan Sosial
-
ItemPesan Moral Kisah Nabi Musa A.S. dan Bani Isra‟il Dalam Al-Qur‟an Surah Al-Baqarah (Kajian Tematik Surah)(Repository STAIN MAJENE, 2025-12-24)ABSTRAK Nama :St.Khadijah NIM :30156120034 Program Studi :Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir Judul :Pesan Moral Kisah Nabi Musa A.S. dan Bani Isra‟il Dalam Al-Qur‟an Surah Al-Baqarah (Kajian Tematik Surah) Al-Qur‟an merupakan wahyu Allah yang diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril sebagai sumber petunjuk bagi umat manusia sepanjang masa. Sebagai kitab petunjuk, al-Qur‟an tidak hanya memuat ajaran akidah, muamalah, dan ketentuan syariat, tetapi juga mengandung pesan moral melalui kisah umat terdahulu. Pesan moral merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam kisah-kisah al-Qur‟an untuk dijadikan pedoman hidup manusia. Pada era ini, kecenderungan mengabaikan moral semakin meningkat sehingga pemahaman terhadap pesan moral al-Qur’an, termasuk yang disampaikan melalui kisah-kisahnya, menjadi semakin penting. Nabi Musa a.s. adalah salah satu nabi ulul azmi yang kisahnya banyak disebut dalam al-Qur‟an, sedangkan Bani Isra‟il adalah kaumnya yang memiliki karakter keras kepala, pembangkang, dan sering melanggar ajaran tauhid. Banyaknya penyebutan kisah tersebut menjadikan surah al-Baqarah, yaitu surah terpanjang dengan 286 ayat dan terdiri dari dua juz, menjadi objek kajian yang relevan, terlebih karena memuat kisah khas yang tidak ditemukan pada surah lain, yakni perintah penyembelihan sapi. Melalui kisah Nabi Musa a.s. dan Bani Isra‟il dalam al- Qur‟an surah al-Baqarah, memberikan pelajaran berharga terkait ketaatan kepada Allah swt. dan akibat dari pembangkangan terhadap perintah-Nya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan model penelitian tafsir tematik surah oleh S}ala>h} ‘Abdu al-Fata>h} al-Kha>lidy dengan pendekatan historis. Peneliti mengkaji ayat-ayat dalam surah al-Baqarah yang khusus menceritakan interaksi Nabi Musa a.s. dengan Bani Isra‟il, kemudian dianalisis menggunakan kitab-kitab tafsir untuk menemukan pesan moral di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayat al-Qur‟an yang dikaji memberikan penjelasan terkait sifat-sifat Bani Isra‟il, terhadap perintah Tuhan melalui Nabi Musa a.s. adapun pesan moral dalam kisah ini meliputi dua moral Moral terpuji (al-Akhla>k al-Mah}mu>dah), diantaranya: Syukur dan Lapang dada. Juga Moral tercela (al-Akhla>k al-Maz\mu>mah), diantaranya; Angkuh/ sombong, keras kepala, membangkang, kufur nikmat, fasik, dan syirik Implikasi penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam kepada umat Islam mengenai pentingnya meneladani akhlak Nabi Musa a.s. dan menghindari perilaku tercela yang ditunjukkan oleh Bani Isra‟il, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk membentuk pribadi yang berakhlak mulia dan taat kepada Allah swt. Kata Kunci: Pesan Moral, Kisah Nabi Musa a.s., Bani Isra‟il, Surah al-Baqarah
-
ItemDiskursus Jihad dan Ekstremisme Agama dalam Al-Qur’an (Telaah Kritis atas Kajian Garry Wills Perspektif Ilmu Tafsir)(Repository STAIN MAJENE, 2025-12-24)Nama : Zulfadli Nim : 30156120027 Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Judul : Diskursus Jihad dan Ekstremisme Agama dalam Al-Qur’an (Telaah Kritis atas Kajian Garry Wills Perspektif Ilmu Tafsir) Penelitian ini membahas tentang interpretasi Garry Wills atas ayat-ayat jihad dan ekstremisme agama. Garry Wills adalah tokoh katolik kontroversial dengan bukunya yang berjudul What the Qur’an Meant and Why it Matters. Buku ini memuat berbagai macam topik yang berkaitan dengan al-Qur’an dan fenomena beragama dalam Islam, salah-satu diantaranya topik yang sangat kontroversial yaitu jihad. Tulisan Garry Wills ini mendapatkan beberapa pujian dan kritikan dari berbagai pihak mengenai kesesuaian antara interpretasi Garry Wills dengan makna yang dikehendaki oleh al-Qur’an. Sehingga menarik untuk diteliti kesesuaian antara keduanya menggunakan perangkat ilmu tafsir. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif berbentuk library research. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historis-kritis dan ilmu tafsir. Model penelitian ini dianggap lebih efektif untuk menguji kesesuaian antara interpretasi Garry Wills dengan makna jihad yang diinginkan oleh teks al-Qur’an. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Garry Wills memandang jihad sebagai sesuatu yang sangat damai. Garry Wills membagi pembahasan jihadnya dalam tiga poin besar, yaitu: perang untuk mempertahankan diri (just defensive war), ayat pedang (sword verse), dan membuat perang menjadi suci (making war holy). Interpretasi Garry termasuk dalam kategori ijmali. Paradigma penafsiran Garry sangat terpengaruh oleh profesinya sebagai jurnalis yang pakar dalam bidang sejarah, politik, dan agama. Perpaduan antara keahliannya tersebut dengan misinya untuk meredam Islamofobia menjadikan fokus penafsirannya cenderung sempit, yakni berkisar pada isu kekerasan dan anti-kekerasan. Interpretasi Garry Wills atas al-Qur’an tidak lebih dari sekadar produk pemahaman personal, bukan hasil tafsir. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kaidah metodologis yang sudah paten namun tidak digunakan oleh Garry Wills. Akibatnya, hasil interpretasi yang dihasilkan tidak melalui proses analisis yang terukur baik secara kebahasaaan, asba>b nuzu>l, qiraat, munasabah, dan lain sebagainya. Hasil interpretasinya cenderung sempit dan terlepas dari koherensi makna yang dikehendaki oleh teks al-Qur’an. Interpretasi seperti ini cenderung rentang terhadap bias subjektif dan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman terhadap makna al-Qur’an itu sendiri. Implikasi penelitian ini memberikan pemahaman yang mendalam kepada pembaca maupun penulis tentang ragam penafsiran mengenai topik jihad dari berbagai perspektif. Termasuk Garry Wills yang merupakan sejarawan katolik. Penelian ini juga dapat memotivasi agar semakin banyak akademisi berperan aktif sebagai Islam moderat yang berusaha melakukan revitalisasi Islam Inklusif. Kata Kunci: Jihad, Ekstremisme, Tafsir, Garry Wills
-
ItemPenafsiran QS Al-Nisa tentang Perempuan di Media Sosial (Studi Analisis Respon pada Akun YouTube Ustadzah Halimah Alaydrus)(Repository STAIN MAJENE, 2025-12-24)ABSTRAK Nama : Nur Izzatul Afifah Nim : 30156121021 Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Judul : Penafsiran QS Al-Nisa tentang Perempuan di Media Sosial (Studi Analisis Respon pada Akun YouTube Ustadzah Halimah Alaydrus) Skripsi ini membahas tentang penafsiran QS Al-Nisa tentang perempuan di akun YouTube Ustadzah Halimah Alaydrus yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini serta ragam respon yang dihasilkan dari audiens yang menyimak video tersebut. Adapun permasalahan yang di teliti adalah: 1.) Bagaimana metode penafsiran Halimah Alaydrus. 2.) Bagaimana penafsiran Halimah Alaydrus tentang perempuan. 3.) Bagaimana ragam respon audiens dalam akun YouTube “Ustadzah Halimah Alaydrus” di media sosial. Untuk menjawab permasalahan di atas, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan analisis respon dan teori Stimulus-Organism-Response yang dikemukakan oleh Carl Hovland. Peneliti melihat jenis dan pendekatan ini relevan digunakan untuk menganalisis metode penafsiran, penafsiran Halimah Alaydrus tentang perempuan, dan respon audiens terkait video YouTube Halimah Alaydrus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1.) Halimah Alaydrus dalam menafsirkan QS Al-Nisa tentang perempuan menggunakan beberapa metode diantaranya dengan metode tafsir ijma>li. Sedangkan dalam mensyarah dan menafsirkan ayat dengan tafsir bi al-Ma’s\u>r dan bi al-Ra’yi, dan corak tafsir adabi< ijtima>’i. 2.) Penafsiran yang dijelaskan Halimah Alaydrus tentang perempuan, khususnya terkait isu yang sering dianggap diskriminatif seperti warisan dan hak talak, Halimah Alaydrus menjelaskan bahwa hal tersebut justru merupakan bentuk kemuliaan bagi perempuan dan sesuai dengan fitrah serta tanggung jawab yang telah dibebankan kepada laki-laki maupun perempuan. Hal ini sejalan dengan penjelasan pada tafsir ibnu kas\ir dan tasri al-Munir. Maka dapat digolongksn bahwa penafsiran Halimah Alaydrus ini cenderung bersifat modern. 3.) Video tafsir yang dibagikan Halimah Aladrus berhasil menambah wawasan dan khazanah tafsir al-Qur’an di media sosial (kognitif). Audiens juga memberikan respon secara afektif dengan minimnya hujatan kepada Halimah Alaydrus. Lebih jauh, video tersebut mampu mengubah perspektif dan cara pandang audiens sebagai bentuk perubahan behavior. Implikasi dari penelitian ini adalah dapat memberikan pengetahuan dan dampak positif kepada masyarakat mengenai tafsir media sosial, khususnya bagi perempuan yang banyak dibahas Halimah Alaydus dalam akun YouTubenya. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi upaya untuk mengembangkan kajian tafsir al-Qur’an di media sosial serta menjadi bahan literatur ilmiah para akademisi dan pengembangan kajian-kajian selanjutnya. Kata kunci: Tafsir al-Qur’an, Media Sosial, Perempuan, Akun YouTube “Ustadzah Halimah Alaydrus”.
-
ItemNasionalisme dalam Perspektif al-Qur’an (Suatu Kajian Tafsir Tahlili terhadap QS al-Baqarah/2: 126)(Repository STAIN MAJENE, 2025-12-08)Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nasionalisme dalam perspektif al- Qur’an melalui kajian tafsir tahlili terhadap QS. al-Baqarah/2:126. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penafsiran QS. al- Baqarah/2:126, (2) Bagaimana konsep nasionalisme dalam QS. al-Baqarah/2:126. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yang menggunakan metode tahlili dengan pendekatan teologis. Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Untuk memperoleh data yang relevan, peneliti menggunakan metode kepustakaan dengan menelaah berbagai kitab tafsir serta literatur yang berkaitan dengan tema penelitian. Selanjutnya, data yang telah dikumpulkan diolah melalui langkah- langkah metode tahlili agar penafsiran ayat dapat dipahami secara sistematis dan mendalam. Adapun analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis isi (content analysis), sehingga hasil penelitian dapat diuraikan secara objektif dan kontekstual. Kemudian, seluruh hasil analisis tersebut dikumpulkan secara deduktif, yaitu dengan bertitik tolak dari pengetahuan umum untuk kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Penafsiran terhadap QS. al- Baqarah/2:126 mengungkapkan bahwa doa Nabi Ibrahim mengandung nilai-nilai nasionalisme Qur’ani yang menekankan pentingnya keamanan, kesejahteraan dan keimanan sebagai fondasi kehidupan bernegara. Makna QS. al-Baqarah/2:126 menunjukkan bahwa kecintaan terhadap tanah air berakar dari kesadaran iman dan tanggung jawab sosial, yang kemudian melahirkan empat konsep utama nasionalisme, yaitu patriotisme, persatuan, pluralisme dan pembebasan, (2) Konsep nasionalisme dalam QS. al-Baqarah/2:126 menggambarkan integrasi antara nilai keagamaan dan kebangsaan. Nasionalisme dalam pandangan al- Qur’an tidak bertentangan dengan nilai-nilai ketuhanan, melainkan menjadi sarana untuk mewujudkan negara yang adil, damai dan sejahtera. Dalam hal ini, nilai- nilai nasionalisme yang terkandung dalam QS. al-Baqarah/2:126 dapat dijadikan sebagai dasar penguatan karakter bangsa Indonesia yang selaras dengan prinsip- prinsip pancasila. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam QS. al-Baqarah/2:126 dapat menjadi landasan spiritual dan moral bagi pembentukan karakter kebangsaan. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memperkuat pendidikan nilai dan membangun kesadaran kebangsaan yang berlandaskan prinsip-prinsip al-Qur’an.