IMPLIKASI TEORI MUNĀSABAH AL-QUR’AN DALAM PENAFSIRAN QS AL-ṢAFF DI ERA DISRUPSI (STUDI ANALISIS TERHADAP TAFSĪR AL-MISHBĀḤ KARYA M. QURAISH SHIHAB)

No Thumbnail Available
Date
2023-07-13
Authors
MUH. PAJRIN
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Repository Stain Majene
Abstract
xvi Al-Qur’an di era disrupsi yaitu kurangnya memperhatikan konteks, seperti; munāsabah Al-Qur’an. Dalam penafsiran munāsabah surah al-Ṣaff dalam Tafsīr al- Mishbāḥ secara implisit menjelaskan bagaimana menghadapi era disrupsi saat ini. Oleh sebab itu, penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi dan implikasi dari teori munāsabah QS al-Ṣaff dalam mengadapi era disrupsi dalam Tafsīr al-Mishbāḥ. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif kepustakaan (library reseach), yaitu penelitian yang semua datanya berasal dari data-data tertulis. Dan pendekatan yang penulis gunakan ialah pendekatan munāsabah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi (documentation), yaitu dengan cara mengumpulkan sumber-sumber tertulis seperti buku, dokumen, dan lain-lain yang uraiannya berhubungan dengan masalah penelitian. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam QS al-Ṣaff terdapat sepuluh bentuk munāsabah, yaitu munāsabah ayat yang terdiri dari munāsabah antarayat dalam satu surah, antara satu ayat faṣilah (penutupnya), antara kata dalam ayat. Kemudian munāsabah surah yang terdiri dari munāsabah antara awal uraian surah dan akhir uraian surah, antara awal surah dan akhir surah sebelumnya, antara tema surah dan nama surah, antara penutup surah dan uraian awal surah berikutnya, antara kisah satu dengan kisah lainnya dalam satu surah, antara surah satu dan surah lainnya, serta antara fawātih al-suwar dan isi surah. Sedangkan implikasinya dalam menghadapi era disrupsi, sebagaimana dalam Tafsīr al-Mishbāḥ dapat ditemukan dari hubungan ayat 2-4 dalam surah al-Ṣaff, dengan menyatakan bahwa di dalam ayat tersebut terlihat penyatuan akhlak pribadi Muslim dengan kebutuhan masyarakat di bawah lindungan akidah keagamaan, yakni istiqāmah/ konsistensi, kelurusan sikap, serta menjaga kesatuan, kerukunan, dan kedisplinan. Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap agar masyarakat awam atau kaum intelektual bisa menanamkan dalam diri sikap istiqāmah, dan mengindari sikap munafik dalam kehidupan. Hal ini, supaya terhindar dari keburukan. Penulis juga berharap untuk peneliti selanjutnya agar kiranya dapat mengembangkan lagi penelitian munāsabah dalam Tafsīr al-Mishbāḥ. Kata Kunci: Tafsīr al-Mishbāḥ, implikasi munāsabah, era disrupsi
Description
Keywords
Citation