TUMBUHAN BIDARA DALAM AL-QUR’AN DAN MANFAATNYA BAGI KEHIDUPAN (KAJIAN TAHLI<LI>< QS. AL-WA<QI’AH/56: 27-31)

Abstract

Skripsi ini membahas tentang tumbuhan bidara (Sidr) yang tercantum dalam QS. al-Wa>qi’ah/56: 27-31. Tumbuhan bidara merupakan tumbuhan penghasil buah, yang dapat tumbuh di daerah kering maupun basah. Tumbuhan bidara dalam bahasa al-Qur’a<<<<>n disebut sidr, tumbuhan bidara yang ada di dunia berbeda dengan tumbuhan bidara yang ada di surga. Sebagaimana yang kita lihat bidara di dunia memiliki banyak duri, sedang di al-Qur’an dinyatakan bahwa tumbuhan bidara tidak memiliki duri. Tidak hanya itu tumbuhan ini memiliki banyak manfaat di bidang kosmetik maupun di bidang kesehatan yang mana banyak sekali masyarakat yang belum mengetahui, dan inilah sebab mengapa tumbuhan bidara menjadi subjek dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian library research dengan model penelitian tafsir Tahli<<>li>. Model penelitian ini, dianggap paling relevan untuk melihat lebih jauh makna term sidr yang tercantum dalam QS. al-Wa>qi’ah/56: 27-31, yang nantinya dapat melihat bagaimana tafsiran para ulama terhadap ayat yang dikaji, konsep balaghah dan kosakata dari kata sidr, muna>sabah ayat serta asba>b al-nuzu>l ayat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam QS. al-Wa>qi’ah/56:27-31, menguraikan kenikmatan yang didapatkan oleh golongan kanan yakni berada di antara tumbuhan bidara yang tidak berduri, tumbuhan pisang dengan buah yang bersusun susun dengan keindahannya serta naungan yang sangat luas di segala tempat, air mengalir setiap kali diinginkan, buah buahan yang manis dengan berbagai macam jenis yang ada. Tumbuhan bidara merupakan tumbuhan yang memiliki banyak manfaat di antaranya: sebagai obat ruqyah, obat kecantikan, sebagai pereda demam dan dapat mengurangi diabetes, dapat mengobati luka dan melancarkan sistem pencernaan, tidak hanya itu tumbuhan bidara dapat menjadi peluang bisnis yang dapat meningkatkan perekonomian umat.