ANALISIS AYAT-AYAT KEWARISAN DALAM ALQURAN (TELAAH KRITIS ATAS APLIKASI METODE DOUBLE MOVEMENT FAZLUR RAHMAN)

No Thumbnail Available
Date
2024-10-18
Authors
MUH. IBNU DZAUQY ACO
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Repository STAIN Majene
Abstract
Skripsi ini membahas tentang pemahaman Fazlur Rahman dalam memahami ayat-ayat hukum kewarisan dengan metodenya double movement. Metode yang disodorkan oleh Rahman dengan harapan pembaharuan Islam dalam memahami pesan Tuhan menuai dukungan dan kritikan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bentuk aplikasi ayat-ayat kewarisan dalam Alquran melalui metode double movement Fazlur Rahman dengan analisa kritis. Jenis penelitian ini adalah library research dengan tematik terhadap ayat- ayat kewarisan melalui penggunaan metode double movement Fazlur Rahman. Serta menjelaskan uraian penafsiran-penafsiran terhadap ayat-ayat hukum waris menurut ulama dan melalui metode double movement. Sumber rujukan dari penelitian ini adalah Aplikasi Teori Double Movement Fazlur Rahman dan Telaah Kritis Pemikiran Hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Fazlur Rahman dalam memahami hukum waris menganggap pembagian yang lebih adil adalah pembagian 1:1 antara anak laki-laki dan perempuan. Pemikiran dan penafsirannya ini lahir dari pemahaman Rahman bahwa laki-laki diberikan kelebihan di atas perempuan bukan dari sisi fitrahnya melainkan sosial yang memberikannya kesempatan untuk memiliki ketinggian derajat di atas perempuan. Selanjutnya, kritik pada penafsiran Rahman pada ayat warisan yang menganggap pembagian yang seharusnya adalah 1:1 adalah terdapat dua sisi kritik. Pertama internal. Hasil dari langkah pertama dan kedua seharusnya menghasilkan penerapan warisan dominan 2:1 dan memberikan penerapan warisan 1:1 jika ada maslahat. Agar penerapan hukum masih sejalan dengan muradullah (kehendak Allah) dan tidak lebih mendahulukan muradul aql (kehendak akal manusia). Kedua adalah eksternal yang meliputi tiga perkara. Pertama, bahwa ayat warisan termasuk ayat yang qath’iy dilalah. Kedua, adanya hadits untuk mempelajari faraidh. Ketiga, pembagian 1:1 bertentangan dengan mantuq ayat warisan yang termasuk nash. Implikasi dari penelitian ini adalah memberi kehati-hatian kepada penafsir yang hendak mengunakan metode ini. Sebab, Diperlukan untuk menyaring sesuatu yang akan menjadi objek penerapan metode tafsir ini. Karenanya, perlu adanya pemahaman dan penjelasan lebih lanjut mengenai metode ini pada langkah yang kedua dengan contoh yang konkret.
Description
Keywords
Citation