Artikel Dosen Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
1 - 5 of 19
-
ItemQailu>lah dalam Perspektif al-Qur’a>n (Studi Tematik Saintifik)(Repository STAIN MAJENE, 2025-06-24)ABSTRAK Nama : WIDYA KAUTSARI NIM : 30156119036 Program Studi : Ilmu Al-Qur‘a>n dan Tafsir Judul :Qailu>lah dalam Perspektif al-Qur’a>n (Studi Tematik Saintifik) Qailu>lah merupakan tidur siang singkat yang dipraktikkan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya yang terbukti memiliki manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Namun, dalam konteks masyarakat modern, praktik Qailu>lah masih dianggap kurang produktif dan identik dengan kemalasan. Sementara dari sudut pandang medis, Qailu>lah memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian. Penelitian ini membahas tentang Qailu>lah dalam perspektif al-Qur’a>n (Studi Tematik Saintifik). Qailu>lah dalam perspektif al-Qur’a>n kemudian dijabarkan dalam sub-sub masalah sebagai berikut:1) bagaimana klasifikasi ayat Qailu>lah dalam al-Qur‘a>n dan pemaknaannya?, 2) bagaimana penafsiran Qailu>lah dalam perspektif tafsir ilmi?. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian library research. Dalam menyelesaikan penulis menggunakan metode tematik dengan pendekatan saintifik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Al-Qur’a>n memuat beberapa ayat yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan konsep Qailu>lah. yakni Qailuf/7:4, QS. al-Furqa>n/25:24, QS. al-Ru>m/30:23 dan QS. al-Nu>r/24:58. Ayat-ayat tersebut menegaskan bahwa waktu siang merupakan waktu istirahat yang sesuai dengan fitrah manusia. Dalam perspektif tafsil ilmi Qailu>lah tidak hanya relevan secara spiritual, akan tetapi juga selaras dengan sistem biologis manusia dan didukung oleh bukti ilmiah yang menunjukkan manfaat seperti meningkatkan daya ingat, memperbaiki kinerja otak menstabilkan emosi dan memperkuat imunitas. Dengan demikian, Qailu>lah tidak hanya memiliki dasar dalam al-Qur’a>n, tetapi juga di dukung oleh bukti ilmiah yang menegaskan pentingnya praktik ini sebagai bagian dari gaya hidup yang sehat dan seimbang. Kata Kunci: Qailu>lah, Tematik, Saintifik.
-
ItemSIMBIOSIS MUTUALISME LEBAH DAN BUNGA (KAJIAN ANALISIS QS. AL-NAHL/16:68-69)(Repository STAIN Majene, 2025-06-16)Simbiosis mutualisme adalah hubungan saling menguntungkan antar sesama makhluk hidup. Islam mengatur agar kita dapat bermanfaat pada sesama dengan saling tolong-menolong, untuk melakukan tolong-menolong terkadang manusia butuh dorongan dalam melaksanakannya. Salah satu caranya adalah dengan melihat tanda-tanda kebesaran Allah pada QS. al-Nahl/16:68-69, akan ditemukan interaksi yang baik dalam kehidupan lebah dan bunga. Seringnya terjadi permasalahan sosial karena kurangnya interaksi yang baik dikalangan manusia, maka simbiosis mutualisme lebah dan bunga dapat dijadikan sebagai pelajaran karena mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari disekitar kita. untuk memudahkan penelitian ini, ada dua rumusan masalah yaitu: (1) Bagaimana proses simbiosis mutualisme lebah dan bunga dalam QS.al-Nahl/16:68-69, (2) Bagaimana dampak proses simbiosis mutualisme lebah dan bunga dalam QS.al-Nahl/16:68-69 terhadap sains. Adapun Langkah-langkah yang ditempuh agar memudahkan peneliti dalam mengkaji ayat yaitu menggunakan langkah-langkah tahlili yaitu merinci makna al Qur’an disusul ayat ke ayat atau surah ke surah dengan berurutan, mufradat, konotasi kalimatnya, asbab al-Nuzul, munasabah ayat atau surah baik sebelum atau setelahnya, serta tanggapan dan masukan terkait dengan tafsiran ayat-ayat tersebut; baik dari hadis Nabi, perkataan para sahabat Nabi, kalangan tabi’in, ataupun tokoh penafsir lain. Jenis penelitian ini ialah kualitatif dengan bentuk library reserch. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tafsir ilmi, dengan menggunakan beberapa tafsir bercorak ilmi seperti tafsir al-Jawahir dan tafsir al-Qur’an al-Karim. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat adanya proses simbiosis mutualisme atau interaksi yang baik antar lebah dan bunga dalam QSal-Nahl/16:68 69.Lebah dan bunga melakukan proses interaksi dengan melalui proses penyerbukan dengan beberapa teknik, dengan demikian simbosis mutualisme antar lebah dan bunga menghasilkan adanya dampak positif pada perkembangan dibidang ilmu pengetahuan seperti ilmu biologi, kimia, fisika, pertanian, bidang Kesehatan, seni dan pariwisata dan lain-lain. Penelitian tehadap ayat-ayat ilmiah dalam al-Qur’an sudah sangat banyak dikaji dalam penelitian terdahulu, pada penelitian khususnya tentang simbiosis mutualisme antar lebah dan bunga yang terdapat dalam QS.al-Nahl/16:68-69, diharapkan agar terus diteliti lebih dalam yang denganya akan ditemukan adanya kemukjizatan ayat-ayat al-Qur’an sehingga dapat menambah kekaguman serta keyakinan kita terhadap ciptaan-ciptaan Allah Swt di alam semesta ini.
-
ItemKONSEP SYUKUR DALAM PERSPEKTIF TAFSIR AL-QURT{UBI>> DAN RELEVANSINYA DI ERA MILENIAL(Repository STAIN Majene, 2024-10-18)Penelitian ini bertujuan mengkaji Tafsir al-Qurt{ubi> dengan menggunakan metode tematik untuk mendapatkan konsep syukur dalam perspektif tafsir al Qurt{ubi> dan relevansinya di era milenial. Syukur merupakan ekspresi terima kasih manusia kepada Allah swt. atas pemberian nikmat-Nya. Nikmat yang diberikan Allah swt. kepada hamba-Nya sangat banyak dan tidak terhitung jumlahnya. Tafsir al-Qurt{ubi> adalah tafsir pada masa klasik yang sangat terkenal dengan pembahasannya yang sangat lengkap dan mendalam dengan model penulisan tah{li>li>. Oleh karena itu, perlu pengkajian yang mendalam mengenai konsep syukur dalam kitab tafsir al-Qurt{ubi> dan relevansinya dengan era milenial. Untuk melakukan pengkajian terhadap konsep syukur dalam tafsir al Qurt{ubi>, penulis memfokuskan pada kata syukur dalam al-Qur‘an dengan berbagai bentuknya. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengungkap konsep syukur dalam tafsir al-Qurt{ubi> dan relevansinya dengan era milenial berdasarkan hasil analisis metode tematik yang ditempuh dalam mengkaji tema syukur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsep syukur dalam tafsir al-Qurt{ubi> adalah ekspresi terima kasih atas pemberian nikmat Allah swt. yang merupakan perintah dalam al-Qur‘an dengan cara melakukan ketaatan dalam bentuk lisan dan perbuatan. Relevansi konsep syukur dengan era milenial dapat dilihat di internet dan media sosial. Bentuk syukur lisan yang dilakukan dengan memuji Allah swt. di era milenial dilakukan dengan bentuk memposting ucapan syukur itu di media sosial. Dan bentuk syukur perbuatan di era milenial dapat dilihat dengan kesadaran masyarakat yang semakin tinggi untuk berbagi kepada sesama baik dalam keadaan lapang atau susah. Dapat dilihat dalam berbagai platfrom di internet. Dengan adanya penelitian mengenai ―konsep syukur dalam perspektif tafsir al-Qurt{ubi> dan relevansinya di era milenial” dapat meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah swt. dan menggunakan internet serta media sosial kearah yang lebih positif. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap kajian keilmuan khususnya di bidang ilmu tafsir. Dan dapat menambah pengetahuan tentang tafsir karya dari Imam al-Qurt{ubi>.
-
ItemANALISIS AYAT-AYAT KEWARISAN DALAM ALQURAN (TELAAH KRITIS ATAS APLIKASI METODE DOUBLE MOVEMENT FAZLUR RAHMAN)(Repository STAIN Majene, 2024-10-18)Skripsi ini membahas tentang pemahaman Fazlur Rahman dalam memahami ayat-ayat hukum kewarisan dengan metodenya double movement. Metode yang disodorkan oleh Rahman dengan harapan pembaharuan Islam dalam memahami pesan Tuhan menuai dukungan dan kritikan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bentuk aplikasi ayat-ayat kewarisan dalam Alquran melalui metode double movement Fazlur Rahman dengan analisa kritis. Jenis penelitian ini adalah library research dengan tematik terhadap ayat- ayat kewarisan melalui penggunaan metode double movement Fazlur Rahman. Serta menjelaskan uraian penafsiran-penafsiran terhadap ayat-ayat hukum waris menurut ulama dan melalui metode double movement. Sumber rujukan dari penelitian ini adalah Aplikasi Teori Double Movement Fazlur Rahman dan Telaah Kritis Pemikiran Hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Fazlur Rahman dalam memahami hukum waris menganggap pembagian yang lebih adil adalah pembagian 1:1 antara anak laki-laki dan perempuan. Pemikiran dan penafsirannya ini lahir dari pemahaman Rahman bahwa laki-laki diberikan kelebihan di atas perempuan bukan dari sisi fitrahnya melainkan sosial yang memberikannya kesempatan untuk memiliki ketinggian derajat di atas perempuan. Selanjutnya, kritik pada penafsiran Rahman pada ayat warisan yang menganggap pembagian yang seharusnya adalah 1:1 adalah terdapat dua sisi kritik. Pertama internal. Hasil dari langkah pertama dan kedua seharusnya menghasilkan penerapan warisan dominan 2:1 dan memberikan penerapan warisan 1:1 jika ada maslahat. Agar penerapan hukum masih sejalan dengan muradullah (kehendak Allah) dan tidak lebih mendahulukan muradul aql (kehendak akal manusia). Kedua adalah eksternal yang meliputi tiga perkara. Pertama, bahwa ayat warisan termasuk ayat yang qath’iy dilalah. Kedua, adanya hadits untuk mempelajari faraidh. Ketiga, pembagian 1:1 bertentangan dengan mantuq ayat warisan yang termasuk nash. Implikasi dari penelitian ini adalah memberi kehati-hatian kepada penafsir yang hendak mengunakan metode ini. Sebab, Diperlukan untuk menyaring sesuatu yang akan menjadi objek penerapan metode tafsir ini. Karenanya, perlu adanya pemahaman dan penjelasan lebih lanjut mengenai metode ini pada langkah yang kedua dengan contoh yang konkret.
-
ItemMAKNA AULIYA>‘ DALAM QS. AL-MUMTAHANAH (Studi Komparatif Tafsi>r Al-Jami’ li Ah}kam Al-Qur’an karya Imam Al-Qurtubi> dan Tafsi>r Al-Mishba>h karya M. Quraish Shihab)(REPOSITORY STAIN MAJENE, 2024-07-03)ABSTRAK Nama : Magfirah Rusli Nim : 30156119070 Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Judul : Makna Auliya>‘ dalam QS. al-Mumtahanah (Studi Komparatif antara Tafsi>r al-Jami’ li Ah}kam al-Qur’an karya Imam al-Qurtubi> dan Tafsi>r Al-Mishba>h karya M. Quraish Shihab) Skripsi ini membahas tentang auliya>‘ yang tercantum dalam QS. al-Mumtahanah/60:1. Auliya>‘ dalam al-Qur’an memiliki makna musytarak, diantaranya teman, sahabat, wali, penolong, pembela, mencintai dan lain-lain. Auliya>‘ merupakan bentuk jama dari kata waliy yang terdiri dari tiga huruf waw, lam dan ya, makna dasarnya dekat. Dalam teorinya, hubungan antar Muslim dan non-Muslim seharusnya dapat terjalin dengan baik, saling menghargai, dan hidup berdampingan dengan damai. Namun, praktiknya terkadang interaksi ini diwarnai oleh stigma negatif yang menyebabkan ketegangan dan konflik. Oleh karena itu, peneltian ini akan membahas penafsiran auliya>‘ dalam QS. al-Mumtahanah/60:1 menurut Imam al-Qurtubi> dan M. Quraish Shihab. Jenis penelitian ini adalah kepustakaan (library research), merupakan penelitian kualitatif dengan model penelitian muqaran atau komparatif. Data yang penulis gunakan adalah literatur tafsi>r, maka dalam penelitian ini data primer yang digunakan ada dua Kitab tafsi>r, yaitu Tafsi>r al-Jami’ li Ah>kam al-Qur’an dan Tafsi>r Al-Mishbah. Adapun data sekundernya adalah dari berbagai Kitab, buku-buku dan artikel-artikel yang relevan dengan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Imam al-Qurtubi> menyatakan ayat ini melarang menjadikan non-muslim, Yahudi dan Nasrani yang jelas-jelas memusuhi Islam sebagai teman setia/sahabat, namun memperbolehkan untuk berbuat baik kepada kafir dzimmi, yakni orang-orang diluar agama Islam yang tinggal di negara Islam dan membayar jizyah/pajak. Sedangkan, M. Quraish Shihab memberikan pemahaman bahwa ayat ini merupakan peringatan terhadap orang-orang muslim untuk lebih berhati-hati dengan non-Muslim, namun hal ini bukan larangan secara mutlak untuk bersahabat dengan mereka, larangan tersebut bukan hanya ditujukan kepada orang kafir yang jelas-jelas memusuhi Islam, namun juga ditujukan kepada orang-orang yang mengaku Islam tetapi sifatnya seperti orang kafir, yakni berusaha untuk menghancurkan Islam. Kedua penafsiran secara garis besar melarang menjadikan orang-orang kafir sebagai teman setia/sahabat yang jelas-jelas memusuhi Islam, yakni dengan bergantung kepada mereka, saling membagikan rahasia dan saling mendukung.