RESPON AL-QUR’AN ATAS FENOMENA CHILDFREE (STUDI TEMATIK DENGAN METODE DOUBLE MOVEMENT FAZLUR RAHMAN)
RESPON AL-QUR’AN ATAS FENOMENA CHILDFREE (STUDI TEMATIK DENGAN METODE DOUBLE MOVEMENT FAZLUR RAHMAN)
No Thumbnail Available
Date
2025-06-16
Authors
AFDELIYAH
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Repository STAIN Majene
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana al-Qur‟an
merespon fenomena childfree, karena fenomena ini telah menjadi trend yang
menuai perdebatan di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini
mengajukan beberapa sub masalah sebagai berikut: 1). Bagaimana urgensi anak
dalam pandangan al-Qur‟an, 2). Bagaimana respon al-Qur‟an atas fenomena
childfree dengan metode double movement.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, peneliti menyusun penelitian ini
sesuai dengan metode tematik dengan pendekatan sosio-historis metode Double
Movement Fazlur Rahman. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan
(library research) yang mengacu pada literatur seperti buku, jurnal, artikel
maupun skripsi. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer
maupun data sekunder. Oleh karena itu, peneliti terlebih dahulu melakukan
penelusuran literatur kemudian menelaah ayat-ayat al-Qur‟an serta kitab-kitab
tafsir yang berhubungan dengan masalah respon al-Qur‟an atas fenomena
childfree.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kehadiran anak merupakan suatu
hal yang urgen sebagai generasi penerus sehingga menjaga keturunan sangat
dianjurkan. Sementara itu, hadirnya fenomena childfree di tengah-tengah
masyarakat jelas menimbulkan perdebatan hingga saat ini. Keputusan childfree
dapat menghilangkan keutamaan dari anjuran memiliki keturunan dan mengulangi
kebiasaan bangsa jahiliah yang telah dihilangkan oleh Islam. Namun, beberapa
pendapat lain juga mengatakan bahwa childfree dapat dilakukan jika tidak
mematikan fungsi reproduksi, tidak menjadikannya sebagai ideologi bahkan
dikampanyekan. Childfree juga dapat dilakukan ketika seseorang khawatir akan
memberikan nafkah melalui cara yang haram. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa childfree dapat dilakukan untuk waktu yang tidak lama atau tidak
melakukan childfree secara mutlak.
Melalui penelitian ini, diharapkan agar memberikan kesadaran bagi
masyarakat bahwa keputusan childfree bukanlah keputusan yang bijak, ketika
melakukannya atas dasar ideologi, karena hal ini menyalahi fitrah manusia.
Kekhawatiran terhadap masa depan anak merupakan bentuk putus asa terhadap
rahmat Allah swt. sehingga untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu untuk lebih
mendekatkan diri kepada Allah swt. dan lebih meningkatkan kesabaran dalam
menjalani kehidupan.