Penafsiran QS Al-Nisa tentang Perempuan di Media Sosial (Studi Analisis Respon pada Akun YouTube Ustadzah Halimah Alaydrus)
Penafsiran QS Al-Nisa tentang Perempuan di Media Sosial (Studi Analisis Respon pada Akun YouTube Ustadzah Halimah Alaydrus)
No Thumbnail Available
Date
2025-12-24
Authors
Nur Izzatul Afifah
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Repository STAIN MAJENE
Abstract
ABSTRAK
Nama : Nur Izzatul Afifah
Nim : 30156121021
Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Judul : Penafsiran QS Al-Nisa tentang Perempuan di Media Sosial
(Studi Analisis Respon pada Akun YouTube Ustadzah Halimah
Alaydrus)
Skripsi ini membahas tentang penafsiran QS Al-Nisa tentang perempuan
di akun YouTube Ustadzah Halimah Alaydrus yang menjadi objek kajian dalam
penelitian ini serta ragam respon yang dihasilkan dari audiens yang menyimak
video tersebut. Adapun permasalahan yang di teliti adalah: 1.) Bagaimana metode
penafsiran Halimah Alaydrus. 2.) Bagaimana penafsiran Halimah Alaydrus
tentang perempuan. 3.) Bagaimana ragam respon audiens dalam akun YouTube
“Ustadzah Halimah Alaydrus” di media sosial.
Untuk menjawab permasalahan di atas, peneliti menggunakan jenis
penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan analisis respon
dan teori Stimulus-Organism-Response yang dikemukakan oleh Carl Hovland. Peneliti
melihat jenis dan pendekatan ini relevan digunakan untuk menganalisis metode
penafsiran, penafsiran Halimah Alaydrus tentang perempuan, dan respon audiens terkait
video YouTube Halimah Alaydrus.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1.) Halimah Alaydrus dalam
menafsirkan QS Al-Nisa tentang perempuan menggunakan beberapa metode
diantaranya dengan metode tafsir ijma>li. Sedangkan dalam mensyarah dan
menafsirkan ayat dengan tafsir bi al-Ma’s\u>r dan bi al-Ra’yi, dan corak tafsir adabi<
ijtima>’i. 2.) Penafsiran yang dijelaskan Halimah Alaydrus tentang perempuan,
khususnya terkait isu yang sering dianggap diskriminatif seperti warisan dan hak
talak, Halimah Alaydrus menjelaskan bahwa hal tersebut justru merupakan bentuk
kemuliaan bagi perempuan dan sesuai dengan fitrah serta tanggung jawab yang
telah dibebankan kepada laki-laki maupun perempuan. Hal ini sejalan dengan
penjelasan pada tafsir ibnu kas\ir dan tasri al-Munir. Maka dapat digolongksn
bahwa penafsiran Halimah Alaydrus ini cenderung bersifat modern. 3.) Video tafsir
yang dibagikan Halimah Aladrus berhasil menambah wawasan dan khazanah
tafsir al-Qur’an di media sosial (kognitif). Audiens juga memberikan respon secara
afektif dengan minimnya hujatan kepada Halimah Alaydrus. Lebih jauh, video
tersebut mampu mengubah perspektif dan cara pandang audiens sebagai bentuk
perubahan behavior.
Implikasi dari penelitian ini adalah dapat memberikan pengetahuan dan
dampak positif kepada masyarakat mengenai tafsir media sosial, khususnya bagi
perempuan yang banyak dibahas Halimah Alaydus dalam akun YouTubenya.
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi upaya untuk mengembangkan kajian tafsir
al-Qur’an di media sosial serta menjadi bahan literatur ilmiah para akademisi dan
pengembangan kajian-kajian selanjutnya.
Kata kunci: Tafsir al-Qur’an, Media Sosial, Perempuan, Akun YouTube “Ustadzah
Halimah Alaydrus”.