MITIGASI PERUBAHAN IKLIM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TEMATIK DENGAN CORAK ILMI)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji upaya penanggulangan perubahan iklim atau climate change dalam perspektif al-Qur’an kajian tafsir tematik dengan corak ilmi. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dampak nyata dan diketahui dari perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Oleh karena itu, diperlukan upaya preventif dan mitigasi. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah mitigasi perubahan iklim dalam perspektif al-Qur’an, yang kemudian dijelaskan sebagai sub permasalahan sebagai berikut: 1). Apa faktor penyebab perubahan iklim perspektif al-Qur’an, 2). Bagaimana cara mengatasi perubahan iklim perspektif al-Qur’an. Untuk menjawab permasalahan tersebut penulis menggunakan metode tafsir tematik dengan corak ilmi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif atau library research. Pengumpulan data pada penelitian ini merujuk pada kepustakaan (library research) maka data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder dengan mengadakan penelusuran pada literatur kemudian dilanjutkan penelaah terhadap ayat-ayat al-Qur’an, kitab-kitab tafsir yang berhubungan dengan masalah dan pembahasan yaitu mitigasi perubahan iklim perspektif al-Qur’an. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penyebab perubahan iklim berdasarkan penjelasan tentang term fasa>d menunjukkan bahwa, ada dua faktor penyebab terjadinya perubahan iklim, yakni pertama, akibat ulah manusia yang mengeksploitasi alam secara berlebihan seperti penebangan hutan secara liar pembakaran liar yang menyebabkan pencemaran udara dan lain-lain, tanpa melakukan perbaikan. Kedua, kerusakan akidah yang dapat mengganggu mental seseorang yang dapat menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang, seperti kemusyrikan, kemunafikan dan perilaku menyimpang lainnya. Mitigasi atau upaya (is}la>h) yang dapat dilakukan untuk menanggulagi perubahan iklim yaitu, meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt. artinya dengan iman dan takwa hawa nafsu dapat dikendalikan, sehingga manusia dalam melakukan aktivitas hanya dengan tujuan untuk memakmurkan, membendung kerusakan dan penganiayaan, serta meningkatkan kualitas hidup dan mengembangkannya. Kemudian meningkatkan kesadaran lingkungan, dan melakukan pengelolaan yang berkelanjutan.