KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR DALAM MEMBENTUK KETERBUKAAN DIRI KORBAN KDRT (STUDI PADA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN MAJENE)
KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR DALAM MEMBENTUK KETERBUKAAN DIRI KORBAN KDRT (STUDI PADA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN MAJENE)
No Thumbnail Available
Date
2025-03-03
Authors
RAHMAYANTI RAHMI
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Repository STAIN MAJENE
Abstract
ABSTRAK
Nama : Rahmayanti Rahmi
Nim : 30356119023
Tempat, Tinggal Lahir : Timbogading, 13 Desember 2000
Jurusan : Ushuluddin Adab dan Dakwah
Alamat : Timbogading, Kec. Pamboang
Judul : Keterampilan Komunikasi Interpersonal Konselor Dalam Membentuk Keterbukaan Diri Korban KDRT (Studi Pada Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Majene)
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Keterampilan Komunikasi Interpersonal Konselor Dalam Membentuk Keterbukaan Diri Korban KDRT (Studi Pada Dinas Pemberdayaan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Majene) Adapun pokok permasalahannya adalah: bagaimana keterampilan komunikasi interpersonal konselor dalam membentuk keterbukaan diri korban KDRT (studi pada dinas pemberdayaan dan perlindungan anak kabupaten majene)?.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dilakukan untuk memahami keterampilan komunikasi interpersonal konselor dalam membentuk keterbukaan diri korban KDRT (studi pada Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Majene). Metode pengumpulan data melibatkan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Instrumen penelitian mencangkup panduan wawancara, panduan pengamatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi interpersonal konselor dalam membentuk keterbukaan diri korban KDRT dapat dilihat melalui 3 hal yaitu pertama, keterampilan komunikasi interpersonal yang dimiliki konselor dalam melakukan konseling kepada korban KDRT untuk mengetahui permasalahan yang dialami korban kedua kompetensi dan profesionalisme yang diberikan konselor dalam proses konseling dan pelayanan lainya, kedua, ketiga keterbukaan diri bagaimana konselor membuat korban KDRT untuk membuka diri mengenai permasalahan yang dialami, konselor melakukan pendekatan, membuat korban nyaman dalam obrolan ketika konseling mendengarkan dengan baik sehingga korban bisa menceritakan dengan baik tentang permasalahannya. Dalam rangka memaksimalkan potensi pelayanan kepada Korban KDRT, khusus dalam bidang konseling disarankan meningkatkan program yang lebih banyak pada konseling dan meningkatkan fasilitas yang ada agar kegiatan-kegiatan lainnya dapat berjalan lebih baik, saran khusus konselor untuk bisa membuat korban KDRT untuk tidak lagi tertutup kepada orang lain, lebih berani mengungkapkan perasaan dan keinginan serta dialami kepada orang lain.
Kata kunci: keterampilan, komunikasi interpersonal, konselor, keterbukaan