Skripsi Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 62
  • Item
    Tipologi Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak dalam Al-Qur’an: Studi Analisis Kisah Nabi Ya’qub a.s.
    (Repository STAIN MAJENE, 2025-12-04) Nurhenna Aina
    Penelitian ini membahas tentang tipologi pola asuh orang tua terhadap anak dalam al-Qur’an: studi analisis kisah nabi Ya’qub a.s., pola asuh merupakan cara orang tua bersikap, berinteraksi dan memperlakukan anaknya. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tipologi pola asuh nabi Ya’qub a.s. yang terdapat dalam al-Qur’an. nabi Ya’qub a.s. merupakan orang tua yang memiliki 12 anak termasuk di antaranya yang dimuliakan yakni nabi Yusuf a.s.. Ujian terberatnya terletak pada anak- anaknya walaupun begitu nabi Ya’qub a.s. tetap sabar mendidik, memberikan kasih sayang, dan senantiasa memberikan nasehat kepada mereka. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan model penelitian tafsir Tahlili dan menggunakan pendekatan sosio-teologis. Dalam hal ini peneliti berusaha mengkaji ayat-ayat seputar interaksi nabi Ya’qub a.s. dengan anak-anaknya untuk dianalisis agar dapat menentukan tipologi pola asuh yang digunakan oleh nabi Ya’qub a.s. dalam mendidik anak-anaknya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola asuh n abi Ya’qub a.s. dipengaruhi oleh kondisi sosial dan budaya pada masanya, di mana masyarakat bergantung pada pertanian, peternakan, dan perdagangan. Hal ini membentuk karakter anak-anaknya yang tangguh dan mandiri. Selain itu, dalam lingkungan yang masih kental dengan kepercayaan politeisme, nabi Ya'qub a.s. dengan tegas mengajarkan tauhid kepada anak-anaknya. Pola asuhnya mencerminkan pendekatan demokratis, ditunjukkan melalui komunikasi terbuka, kasih sayang, dan kesabarannya dalam mendidik anak. Implikasi dari penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada orang tua mengenai pentingnya pola asuh yang baik untuk mendukung perkembangan dan kehidupan anak. Hal ini, akan berdampak positif pada kualitas hubungan antara orang tua dan anak. Dalam konteks ini, kisah Nabi Ya’qub a.s. memberikan pelajaran yang sangat berharga. Setiap langkah yang diambil nabi Ya’qub a.s. dalam membimbing anak-anaknya tidak hanya dapat dijadikan teladan, tetapi juga menjadi pedoman yang relevan bagi orang tua dalam menghadapi tantangan dalam mendidik anak di era modern ini. Kata Kunci: Tipologi, Pola asuh, Kisah Nabi Ya’qub a.s.
  • Item
    Resepsi Masyarakat Mandar Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Ritual Massoppoi Wai
    (Repository STAIN MAJENE, 2025-12-03) Lathifah Cahyani
    ABSTRAK Nama : Lathifah Cahyani NIM : 30156121030 Program Studi: Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Judul : Resepsi Masyarakat Mandar Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Ritual Massoppoi Wai Peristiwa pembacaan al-Qur’an dalam melihat reaksi umat Islam sangat beragam, diantaranya ada yang mengarah pada proses memahami dan mendalami makna hingga hanya melakukan pembacaan sebagai bentuk ibadah dan ada juga sebagai pengobatan. Diantara bentuk interaksi masyarakat dengan al-Qur’an. Misalnya tradisi massoppoi wai atau memindahkan hujan yang melibatkan pembacaan ayat al-Qur’an. Pembacaan ayat al-Quran pada tradisi massoppoi wai menarik perhatian peneliti untuk mengkaji bagaimana resepsi masyarakat dalam menanggapi ayat tersebut. Adapun permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana proses pelaksanaan tradisi massoppo’i wai. (2) bagaimana bentuk resepsi al-Qur’an pada masyarakat Mandar terhadap praktik massoppo’i wai. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research) yang berlokasi di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan living Qur’an dengan teori resepsi al-Qur’an. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan dua sumber, yaitu sumber primer dan sekunder. Sumber primer pada penelitian ini adalah masyarakat Mandar, observasi, wawancara, dan dokumentasi. sedangkan sumber sekunder diperoleh dari buku-buku maupun video yang berkaitan dengan massoppo’i wai. Setelah data-data tersebut dikumpulkan, kemudian dianalisis menggunakan teori resepsi Ahmad Rafiq. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa dalam proses massoppo’i wai ada yang menggunakan ayat al-Qur’an dan ada juga yang tanpa menggunakan al- Qur’an. Diantara ayat al-Qur’an yang digunakan pada prosesnya adalah QS. Al- Fatihah:1-7, QS. Al-Lahab: 1-5, dan QS. Al-An’am: 162. Adapun proses dari praktik ini setiap individu memiliki cara yang berbeda-beda ada yang menggunakan garam, memasak batu asah, menyediakan makanan khusus dan bahkan ada juga yang menggunakan gerakan. Bentuk pemaknaan masyarakat terhadap ayat al-Quran ini beragam. Resepsi eksegesis, kepatuhan terhadap Allah, sebagai permohonan perlindungan, dan juga sebagai bentuk penghargaan kepada leluhur. Sementara itu, resepsi fungsional dari ayat-ayat ini sebagai media doa dan harapan agar hujan tidak turun di tempat berlangsungnya acara. Penelitian ini berimplikasi pada pentingnya pelestarian ritual tradisional agar tidak hilang di kalangan generasi berikutnya. Penelitian ini juga mengimplikasikan adanya proses akulturasi antara ajaran Islam dan tradisi lokal masyarakat Mandar. Kata kunci: Resepsi, Masyarakat Mandar, Massoppoi wai
  • Item
    Implementasi Nilai-Nilai al-Qur’an Dalam pembinaan Anak- anakYatim Panti Asuhan H.S Muhdar Kecamatan mapilli KabupatenPolewali Mandar
    (Repository STAIN Majene, 2025-09-08) Eka
    ABSTRAK Nama : EKA NIM 30156118043 Program Studi : Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Judul :Implementasi Nilai-Nilai al-Qur’an Dalam pembinaan Anak- anakYatim Panti Asuhan H.S Muhdar Kecamatan mapilli KabupatenPolewali Mandar Penelitian ini membahas tentang implementasi Nilai-nilai Al-Qur‟an dalam pembinaan Anak-anak yatim panti Asuhan HS. Muhdar Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, dengan rumusan masalah: Pertama, bagaimana implementasi Nilai-nilai Al-Qur‟an dalam pembinaan Anak-anak yatim panti Asuhan HS. Muhdar Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar.Kedua, Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi nilai- nilai Al-Qur‟an di panti Asuhan HS. Muhdar Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar. Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriftif, teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Sedangkan keabsahan datanya akan diperkuat dengan melakukan teknik tringulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Implementasi nilai-nilai al-Qur‟an memiliki peranan penting bagi pembinaan anak di panti asuhan H.S Muhdar, adapun nilai-nilai al-Qur‟an yang di implementasikan di panti asuhan H.S Muhdar Kecamatan Mapilli Kabupaten Polwali Mandar adalah yang pertama, nilai individu yang ditandai dengan nilai kejujuran, nilai kesederhanaan, Amanah, kesabaran, kedua adalah nilai keluarga, ketiga adalah nilai sosial yang meliputi : nilai persaudaraan, nilai gotong royong, dan nilai kasih saying, kemudian keempat adalah nilai negara. Implikasi dari penelitian ini adalah : implementasi nilai-nilai al-Qur‟an dalam pembinaan anak-anak yatim di panti asuhan H.S Muhdar di antaranya : nilai individu yang di dalamnya terdapat nilai kejujuran, nilai kesederhanaan, nilai amanah, kesabaran, keberanian. Nilai social yang di dalamnya terdapat nilai persaudaraan, dan nilai kasih saying. Nilai-nilai tersebut merupakan hal yang menandakan pembinaan tersebut membawa hal positif yang membuat anak yang ada di panti asuhan semakin hidup damai, harmonis, rukun, serta bahagia.Hal tersebut dipertahankan dan dipelihara dengan baik guna untuk membentuk karakter anak yang sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam al-Qur‟an.
  • Item
    Makna Sure Lipa Sa’be pada Masyarakat Mandar di Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar
    (Repository STAIN Majene, 2025-08-11) Indah Yunitasari MT
    ABSTRAK Nama : Indah Yunitasari MT Nim : 30356120060 Program Studi : Komunikasi Penyiaran dan Islam Judul : Makna Sure Lipa Sa’be pada Masyarakat Mandar di Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Makna yang terkandung dalam tiap sure’ lipa sa’be yang dihasilkan oleh masyarakat Mandar di Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar?” Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk mengetahui makna yang terkandung di dalam sure lipa sa’be Mandar yang dihasilkan oleh masyarakat Mandar di Desa Pambusuang. Prosedur penelitian kualitatif ini, menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari data tersebut diambil kesimpulan. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu adanya makna yang terkandung di dalam sure lipa sa’be Mandar mulai dari garis vertical dan horizontal sampai pada makna warna sure. Hasil pengamatan sure lipa sa’be yang dilakukan di Desa Pambusuang yaitu diketahui bahwa terdapat beberapa makna yang terkandung dalam sure lipa sa’be seperti makan siri’ (Rasa Malu) kejujuran, konsistensi, keadilan, dan kebenaran merupakan bagian dari empat kerangka budaya Siri’. Makna sebagai pembeda status sosial Masyarakat, makna garis adalah pagar, makna sebagai pembentuk karakter (pendidikan karakter secara tersirat) dan makna yang terkandung di dalam warnanya. Serta makna lipa sa’be sebagai aksesoris atau oleh-oleh dari tanah Mandar. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu Lipa sa’be Mandar memiliki tanda dan penanda, Tanda adalah sure’ atau bentuk kotaknya pada kain sedangkan petanda adalah warnanya atau perpaduan warna yang terdapat pada kain. Sure lipa sa’be Mandar terdiri dari dua garis yakni garis vertical dan horizontal yang saling berpotongan, garis vertical maknanya adalah hubungan manusia dengan tuhannya atau rakyat dengan pemimpinnya dan garis horizontal adalah hubungan antara sesama manusia, Makna yang terkandung didalam sure lipa sa’b yaitu; Makna siri (Rasa Malu), makna sebagai pembeda status sosial masyarakat, makna garis adalah pagar, makna sebagai pembentuk atau pendidikan karakter dan makna yang terkandung didalam warna yaitu a) Hitam : Maknanya adalah kesederhanaan dan keberanian, kekuatan dan ketahanan, kesakralan dan kehormatan, kesetiaan dan ketulusan, kearifan dan kedalaman pengetahuan. b)Putih : Maknanya adalah kesucian dan kemurnian, kedamaian dan keamanan, integritas dan kesopanan, kejujuran dan keadilan. c) Hijau : Maknanya adalah kemakmuran dan optimism, keberkahan dan keagungan, komitmen dan kejujuran. d) Biru : Maknanya adalah Keagungan dan kemuliaan, ketenangan dan kedamaian pikiran, keberkahan dan kesucian, kebenaran dan kejelasan. e) Coklat muda : Maknanya adalah kehangatan dan kelembutan, kesederhanaan dan kerendahan hati, kedekatan dengan alam, stabilitas dan kepercayaan. f) Merah muda : Maknanya adalah kelembutan dan kasih sayang, harapan dan kebahagiaan, keanggunan dan keindahan, keharmonisan dan persahabatan. Keywork : Makna, Sure, Lipa sa’be Mandar
  • Item
    Konsep Naskh dalam Pemikiran Huseyin Atay
    (Repository STAIN Majene, 2025-06-30) Sumadi
    ABSTRAK Nama : Sumadi NIM : 30156120016 Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Judul : Konsep Naskh dalam Pemikiran Huseyin Atay Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang konsep naskh menurut pemikiran Huseyin Atay. Dalam realitasnya, para ulama terbagi menjadi dua kubu dalam menyikapi naskh, ada kelompok pendukung yang biasanya dari ulama klasik dan ada kelompok penentang yang biasanya dari para ulama dan akademisi di era kontemporer, satu di antaranya ialah Huseyin Atay. Dalam penelitian ini dielaborasi ke dalam dua sub masalah yaitu bagaimana konsep naskh dalam pemikiran Huseyin Atay dan bagaimana implikasinya terhadap kajian al-Qur’an. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif atau penelitian kepustakaan (library research), dengan seluruh datanya bersumber dari bahanbahan tertulis, seperti buku, artikel dan referensi yang lain terkait dengan penelitian. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan rasionalitas, dimaksudkan untuk menganalisis secara rasional pandangan naskh Huseyin Atay dan keterpengaruhnya dan kesamaannya dengan tokoh kontemporer yang lain. Analisis data yang dilakukan berdasarkan studi penelitian tokoh, dengan tujuan untuk menjawab rumusan masalah. Kemudian, dalam penyajiannya menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal dasar dari pandangan Huseyin Atay tentang naskh, ialah tidak ada naskh dalam al-Qur’an, dikarenakan bahwa setiap ayat memiliki keabsahan dari kandungannya dan konteksnya sendiri. Lanjutnya, pandangan yang menyatakan terdapat naskh antar ayat dalam alQur’an bertentangan dengan al-Qur’an itu sendiri yaitu dengan QS. al-Nisa’ ayat 82. Ia juga banyak mengkritik pandangan ulama pendukung seperti jenis-jenis naskh yang telah mereka rumuskan. Selain itu, Atay juga membedakan naskh dengan takhs }i >s }, berbeda dengan ulama klasik yang menyamakan keduanya. Implikasi dari penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang bagaimana Huseyin Atay memandang naskh dalam al-Qur’an. Selain itu, dapat memberikan wawasan tentang latar belakang sosial dan keilmuan yang mempengaruhi pemikiran Atay. Penelitian ini juga menjadi referensi dalam kajian ulu >m al-Qur’an dan tafsir kedepannya, terutama tentang naskh dalam pandangan Huseyin Atay. Kata Kunci: Naskh, Pemikiran, Huseyin Atay