Strategi Pembinaan Keagamaan Pemuda Desa Lampoko An- Nahdlah (Bentuk, Peluang, dan Tantangan)
Strategi Pembinaan Keagamaan Pemuda Desa Lampoko An- Nahdlah (Bentuk, Peluang, dan Tantangan)
No Thumbnail Available
Date
2025-08-07
Authors
MUHAMMAD SAIFUL YANA
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Repository STAIN Majene
Abstract
ABSTRAK
Nama : MUHAMMAD SAIFUL YANA
NIM : 30356119035
Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Judul : Strategi Pembinaan Keagamaan Pemuda Desa Lampoko An-
Nahdlah (Bentuk, Peluang, dan Tantangan)
Organisasi kepemudaan umumnya berfokus pada kegiatan sosial, namun
Pemuda Desa Lampoko An-Nahdlah menunjukkan peran yang lebih luas dengan turut
aktif dalam pembinaan keagamaan ditengah masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan strategi pembinaan keagamaan yang dijalankan organisasi tersebut,
sekaligus mengidentifikasi bentuk, peluang, dan tantangan dalam pelaksanaannya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, dengan sumber data
primer dan sekunder. Analisis data dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembinaan keagamaan yang
diterapkan merujuk pada pendekatan dakwah menurut Al-Bayanuni, yakni strategi
dakwah sentimental, (Ngaji Jalanan, Ngaji Fiqh, dan Halal Bihalal), strategi dakwah
indrawi (Penyambutan Bulan Ramadan, Gerakan Sosial Pemuda, dan Jumat Berkah),
serta strategi dakwah rasional (Peringatan Hari Besar Islam). Peluang internal yang
mendukung pelaksanaan strategi tersebut antara lain adanya jumlah anggota yang
cukup besar dan semangat berorganisasi yang cukup tinggi. Sementara itu, peluang
eksternal mencakup dukungan dari pembina, pemerintah desa, dan masyarakat yang
responsif terhadap kegiatan keagamaan. Di sisi lain, tantangan internal muncul dari
kecenderungan sebagian anggota yang saling mengandalkan satu sama lain, yang
berdampak pada kurangnya inisiatif individu. Adapun tantangan eksternal berkaitan
dengan arus digitalisasi, di mana sebagian pemuda lebih tertarik menghabiskan waktu
dengan gawai, khususnya untuk bermain game daring.
Implikasi dari penelitian ini menunjukkan pentingnya peran pembina dan
pengurus dalam memberikan bimbingan dan motivasi secara berkelanjutan agar setiap
anggota dapat lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diamanahkan. Selain itu,
diperlukan penguatan komunikasi dan koordinasi antarpengurus untuk membangun
budaya kerja yang lebih profesional dan kolaboratif, sekaligus meminimalkan
ketergantungan dalam pelaksanaan program.
Kata Kunci : komunikasi keagamaan; dakwah komunitas; aktivisme pemuda muslim