Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (IAT)
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (IAT) by Title
Results Per Page
Sort Options
-
ItemAKSEPTASI MASYARAKAT MANDAR TERHADAP AL-MU‘AWWIŻATAIN DALAM MERESPON KEJAHATAN SIHIR DI POLEWALI MANDAR (Studi Living Qur’an((REPOSITORI STAIN MAJENE, 2022) DEWI SARTIKAPermasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana upaya masyarakat Mandar terhadap al-Mu‘awwiżatain sebagai pelindung dari kejahatan sihir di Polewali Mandar, (2) bagaimana upaya masyarakat Mandar dalam penggunaan al-Mu‘awwiżatain sebagai obat dan penyembuh dari kejahatan sihir di Polewali Mandar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriktif, berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari narasumber yang dapat diamati. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan obeservasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, kemudian dari data tersebut diambil kesimpulan. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini, adalah penerimaan masyarakat Mandar terhadap al-Mu‘awwiżatain , yaitu: (1) adanya upaya masyarakat Mandar terhadap al-Mu‘awwiżatain sebagai pelindung dari kejahatan sihir di Polewali Mandar, (2) adanya upaya masyarakat Mandar dalam penggunaan al-Mu‘awwiżatain sebagai obat dan penyembuh dari kejahatan sihir di Polewali Mandar. Hasil penelitian dari akseptasi masyarakat Mandar terhadap al-Mu‘awwiżatain dalam merespon kejahatan sihir di Polewali Mandar, ialah pada umumnya masyarakat Polewali Mandar menerima al-Mu‘awwiżatain . Bentuk penerimaan mereka terhadap al-Mu‘awwiżatain berbeda-beda, ada yang menerima surah ini tetapi dibarengi dengan bacaan lain, adapula yang mengamalkannya tetapi masih melakukan upaya perdukunan, serta adapula yang mengamalkannya dan dibarengi dengan surah perlindungan lainnya. Selain itu, terdapat macam bentuk pengamalan masyarakat Mandar terhadap al-Muawwizatain, yaitu: ada yang mengamalkannya sebagai do’a atau pelindung yang meliputi dibaca setelah salat fardu, dibaca setiap pagi dan petang, dan dibaca sebelum tidur. Adapula yang mengamalkan surah ini sebagai obat, dengan cara wirid dengan amalan surah al-Mu‘awwiżatain, dan upaya ruqyah sebagai jalan untuk meminta kesembuhan dari Allah swt dengan membaca surat-surat perlindungan termasuk al-Mu‘awwiżatain . Implikasi dari penelitian ini adalah: Terdapat berbagai bentuk upaya masyarakat Mandar terhadap pengamalan surah al-Mu‘awwiżatain dalam merespon kejahatan sihir, sebagian besar dari mereka mengamalkan surah ini hanya setelah terkena kejahatan sihir, dan seharusnya masyarakat Mandar perlu mengamalkan surah al-Mu‘awwiżatain baik itu sebelum maupun setelah terkena sihir.
-
ItemANALISIS AYAT-AYAT KEWARISAN DALAM ALQURAN (TELAAH KRITIS ATAS APLIKASI METODE DOUBLE MOVEMENT FAZLUR RAHMAN)(Repository STAIN Majene, 2024-10-18) MUH. IBNU DZAUQY ACOSkripsi ini membahas tentang pemahaman Fazlur Rahman dalam memahami ayat-ayat hukum kewarisan dengan metodenya double movement. Metode yang disodorkan oleh Rahman dengan harapan pembaharuan Islam dalam memahami pesan Tuhan menuai dukungan dan kritikan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bentuk aplikasi ayat-ayat kewarisan dalam Alquran melalui metode double movement Fazlur Rahman dengan analisa kritis. Jenis penelitian ini adalah library research dengan tematik terhadap ayat- ayat kewarisan melalui penggunaan metode double movement Fazlur Rahman. Serta menjelaskan uraian penafsiran-penafsiran terhadap ayat-ayat hukum waris menurut ulama dan melalui metode double movement. Sumber rujukan dari penelitian ini adalah Aplikasi Teori Double Movement Fazlur Rahman dan Telaah Kritis Pemikiran Hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Fazlur Rahman dalam memahami hukum waris menganggap pembagian yang lebih adil adalah pembagian 1:1 antara anak laki-laki dan perempuan. Pemikiran dan penafsirannya ini lahir dari pemahaman Rahman bahwa laki-laki diberikan kelebihan di atas perempuan bukan dari sisi fitrahnya melainkan sosial yang memberikannya kesempatan untuk memiliki ketinggian derajat di atas perempuan. Selanjutnya, kritik pada penafsiran Rahman pada ayat warisan yang menganggap pembagian yang seharusnya adalah 1:1 adalah terdapat dua sisi kritik. Pertama internal. Hasil dari langkah pertama dan kedua seharusnya menghasilkan penerapan warisan dominan 2:1 dan memberikan penerapan warisan 1:1 jika ada maslahat. Agar penerapan hukum masih sejalan dengan muradullah (kehendak Allah) dan tidak lebih mendahulukan muradul aql (kehendak akal manusia). Kedua adalah eksternal yang meliputi tiga perkara. Pertama, bahwa ayat warisan termasuk ayat yang qath’iy dilalah. Kedua, adanya hadits untuk mempelajari faraidh. Ketiga, pembagian 1:1 bertentangan dengan mantuq ayat warisan yang termasuk nash. Implikasi dari penelitian ini adalah memberi kehati-hatian kepada penafsir yang hendak mengunakan metode ini. Sebab, Diperlukan untuk menyaring sesuatu yang akan menjadi objek penerapan metode tafsir ini. Karenanya, perlu adanya pemahaman dan penjelasan lebih lanjut mengenai metode ini pada langkah yang kedua dengan contoh yang konkret.
-
ItemAYAT-AYAT UKHUWAH DALAM AL-QUR’AN STUDI TAFSIR AL-MUNI><(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2022) MUKSINSkripsi ini membahas tentang penafsiran ayat-ayat ukhuwah perpektif Wahbah al-Zuhaili dengan tafsir al-Muni>r. Pokok pembahasan dan tujan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah bagaimana metodologi penafsiran Wahbah al-Zuhaili dalam tafsir al-Muni>r serta implementasi metode riwayat tentang ukhuwah. Jenis penelitian ini adalah library research dengan pendekatan yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif analisis dalam hal ini peneliti menggambarkan dan menguraikan secara lengkap penafsiran ayat-ayat ukhuwah menurut Wahbah al-Zuhaili dalam tafsirnya kemudian menarik sebuah kesimpulan secara maksimal. Adapun sumber rujukan yaitu tafsir al-Muni>r. Dari hasil penelitian ini, ayat-ayat ukhuwah dalam Alquran menurut Wahbah al-Zuhaili yaitu ukhuwah islamiyyah. Secara metodologi tafsir, Wahbah al-Zuhaili tidak membehas secara terperinci terkait ayat-ayat ukhuwah dalam Alquran baik dalah hal ‘Ira>b, bala>ghah, mufradat lughawi, asba>b al-Nuzu>l tafsir, bayan dan fiqh al-Hayat (konsep hidup) atau hokum. Implikasi dari penelitian ini adalah: ayat-ayat ukhuwah dalam dalam tafsir al-Muni>r hanya bersifat khusus yaitu dalam cakupan agama Islam saja atau ukhuwah Islamiyah. Seharusnya masyarakat bisa memahami konsep persaudaraan dalam Islam Sehingga tujuan dari ukhuwah betul-betul dapat dicapai yang pada akhirnya akan tercipta keharmonisan antara sesama manusia.
-
ItemCORAK TASAWUF DALAM ISLAM(Repository STAIN Majene, 2023-05-06) Muhlis Latif
-
ItemCORAK TASAWUF KH. NOER ALIE(Repository STAIN MAJENE, 2024-05-06) Muhlis Latif
-
ItemEKSPLIKASI MAKNA AL-GAIS | DALAM AL-QUR’AN APLIKASI METODE TAFSIR ESOEKLEKTIK(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2023) KHAIRUNNISAAPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji eksplikasi makna al-Gais\ dalam al-Qur‟an dengan memfungsionalkan metode tafsir esoeklektik. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh spekulasi mengenai hujan yang berkepanjangan menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa tempat sehingga pesan yang sampai ke masyarakat menimbulkan rasa takut dan menyalahkan alam dan Sang Pencipta. Demikian perlunya kajian mengenai misteri ayat-ayat al-Qur'an tentang hujan dengan menitikberatkan pada kata al-Gais \ dalam al-Qur‟an. Permasalahan yang dikaji dari penelitian ini adalah bagaimana kinerja metode tafsir esoeklektik dalam menguraikan al-Gais \ dalam al-Qur‟an, lalu dijabarkan ke dalam sub-sub masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana eksplikasi metode tafsir esoeklektik (2) Bagaimana aplikasi metode tafsir esoeklektik terhadap makna al-Gais \ dalam al- Qur‟an. Untuk menjawab permasalahan di atas, penulis menggunakan metode tafsir esoeklektik. Penulis berkeyakinan bahwa metode ini dapat dijadikan landasan untuk mengungkap makna ayat-ayat al-Qur‟an. Secara khusus, penulis menerapkan metode tafsir esoeklektik yang berfokus pada pola penulisan tematik (at-tafsi >r al-maud }u>’i) terhadap makna al-Gais \ dalam al-Qur'an. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif atau library research. Pengumpulan data padapenelitian ini merujuk kepustakaan (library research) maka data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder denganmengadakan studi menelusuri literatur kemudian dilanjutkan penelaah terhadap ayat-ayat al-Qur‟an, kitab-kitab tafsir yang berhubungan dengan masalah danpembahasan penelitian yaitu makna al-Gais \ dalam al-Qur‟an. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Makna dari al-Gais \ mengandung makna zahir dan batin. Secara zahir atau eksoteris, dimaknai sebagai hujan yang memberi rahmat, basahnya bumi dan pertolongan, sedangkan secara batin atau esoteris, hujan mampu menghidupkan hati yang mati, layaknya tumbuhan yang telah mati, layu dan kering kemudian dengan turunya hujan membuat mekar dan indah. Selain itu kandungan ayat yang terdapat kata al-Gais \ dipahami sebagai bentuk pertolongan dari Allah swt. ketika kondisi sulit. Penelitian tentang hujan, khususnya eksplikasi makna al-Gais \ dalam al- Qur‟an. Fenomena alam yang sering terjadi dalam kehidupan kita, tapi sering menggunakan asumsi negatif dan positif, sehingga perlunya kesadaran. Dengan demikian akan menambah optimistis terhadap ke-Maha Kuasaan Allah swt. kepada makhluk-Nya, serta penelitian ini diharapkan mampu menjadi batu loncatan untuk lebih semangat dalam mempelajari dan mengkaji ihwal atas ayatayat-Nya yang masih misteri.
-
ItemETIKA BERTAMU DALAM AL-QUR’AN (ANALISIS PENAFSIRAN T.M. HASBI ASH-SHIDDIEQY DALAM TAFSIR AL-QUR’ANUL MAJID AN-NUUR)(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2022) NURMADINAAl-Qur’an sebagai pedoman bagi umat Islam telah memberikan pelajaran tentang etika bertamu. Menjaga etika bertamu dalam hidup bermasyarakat merupakan hal yang sangat penting agar hubungan dengan orang lain selalu tejalin dengan harmonis. Namun, di tengah masyarakat sekarang ini masih banyak yang belum memahami etika bertamu dengan baik. Dengan demikian, perlu pemahaman yang komprehensif tentang etika bertamu seperti yang diajarkan al-Qur’an. Dalam hal ini, penulis akan merujuk pada Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur karya T.M. Hasbi ash-Shiddieqy dengan indikator bahwa ia merupakan ulama fiqih dan ulama tafsir kontemporer yang memiliki pembahasan luas dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Agar penelitian ini dapat mengungkap kandungan al-Qur’an tentang etika bertamu, maka digunakan pendekatan metode tafsir maud{u’iy/tematik dengan menggunakan sumber data yang bersifat penelitian kepustakaan (library reseach). Kemudian, dalam mengumpulkan data dilakukan dengan membaca, mencatat, mengutip, mengkaji, dan menganalisis literatur-literatur yang terkait dengan topik permasalahan. Setelah melakukan penelitian dengan metode dan pendekatan di atas, maka ditemukan bahwa etika bertamu dalam al-Qur’an adalah, di antaranya: 1) meminta izin sebelum masuk. 2) memberi salam kepada penghuni rumah. 3) berkunjung pada waktu yang tepat. 4) tidak berlama-lama dalam bertamu. Adapun terkait dengan penafsiran Hasbi ash-Shiddieqy tentang etika bertamu, ia menyatakan bahwa meminta izin bisa dilakukan dengan cara mengetuk pintu atau memanggil orang yang ada di dalam rumah atau dengan berdeham, membaca tasbih dan tahmid, serta memberi salam. Pemberian izin oleh seorang anak kecil tidak dianggap cukup untuk menjadikan seseorang boleh masuk. Bagi tuan rumah, harus mejawab salam dengan ucapan salam yang lebih baik. Pemahaman yang baik tentang etika bertamu dapat menjadikan seseorang bersikap saling menghormati kepada sesama. Oleh karena itu, etika bertamu dalam al-Qur’an perlu dikaji dan diamalkan, agar fungsi al-Qur’an sebagai sumber ajaran pertama bagi umat Islam dapat diwujudkan dan membumi.
-
ItemETIKA KOMUNIKASI BERMEDIA SOSIAL DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAHLILI QS. AN-NUR/24: 11-15)(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2021) SARTINADunia modern saat ini berbeda dengan sebelumnya yang dapat dilihat dari berbagai bidang kehidupan manusia. Perkembangan di bidang komunikasi dan informasi saat ini membuat dunia yang luas ini seolah-olah kecil. Artinya manusia dapat berkomunikasi dan mendapatkan informasi secara global tanpa terbatas pada ruang dan waktu. Kehadiran internet sebagai media komunikasi baru dalam masyarakat mempunyai dampak baik dan buruk bagi kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui bagaimana penafsiran QS an-Nur/24: 11-15, mengetahui kandungan QS an-Nur/24:11-15 tentang etika komunikasi bermedia sosial dan untuk mengetahui bagaimana penerapan etika komunikasi bermedia sosial di internet dalam QS an-Nur/24:11-15. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian library research dan termasuk dalam penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah referensi-referensi yang terkait dengan topik pembahasan. Dengan sumber rujukan pertama yaitu al-Qur’an karena ayatnya yang menjadi inti pembahasan dalam penelitian. Kandungan nilai-nilai etika komunikasi yang terdapat dalam QS an-Nur/24: 11-15 di dapat beberapa poin yaitu: (1) berkata baik, (2) bersikap jujur dan (3) keakurasian informasi (tabayyun). Nilai-nilai etika komunikasi pada QS an-Nur/24: 11-15 tersebut memiliki urgensi dalam kehidupan. Nilai-nilai mengantarkan pada kehidupan bermasyarakat yang damai dan harmonis dalam lingkup komunikasi. Dan penerapan nilai-nilai etika komunikasi pada QS an-Nur/24: 11-15 menjadi petunjuk bagi para pengguna media sosial agar menggunakan media sosial secara bijak. Berkata baik, bersikap jujur dan keakurasian informasi/tabayyun dalam bermedia sosial merupakan cara mengimplementasikan nilai-nilai etika komunikasi dalam QS an-Nur/24: 11-15. Penelitian tentang Etika Komunikasi Bermedia Sosial dalam al-Qur’an (Kajian Tahlili QS an-Nur/24: 11-15) ini berimplikasi pada pentingnya pemahaman tentang etika dalam bermedia sosial menurut al-Qur’an. Maka dari itu, direkomendasikan agar konsep etika komunikasi bermedia sosial dalam al-Qur’an yang telah dibahas dalam skripsi ini dapat dikembangkan pembahasannya serta dapat dijadikan rujukan dalam mengkaji masalah tentang etika komunikasi bermedia sosial perspektif al-Qur’an dengan berbagai pendekatan yang digunakan.
-
ItemETIKA POLITIK DALAM AL-QUR’AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TAH{LI
- /4:58)
(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2022) MUH ADNANSkripsi ini terfokus pada etika politik dalam Al-Qur’an surah al- Nisa>/4:58, pada ayat ini dikemukakan dua aspek prinsip dasar etika politik yaitu amanah dan keadilan. Umat Islam perlu berpegang pada dua prinsip ini, agar mampu mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih dari berbagai bentuk penyalahgunaan jabatan, serta menerapkan keadilan bagi semua pihak. Penelitian ini berjenis kepustakaan dengan menggunakan pendekatan teologis. Sumber rujukan yang dipakai berasal dari berbagai buku-buku, artikel, penelitian terdahulu yang memiliki kaitan dengan tema etika politik. Data yang telah terkumpul dari berbagai sumber akan dianalisis dan diurai berdasarkan metode tafsir tah}li>li, mulai dari kosa kata, hubungan antar ayat, asba>bun nuzu>l, kandungan ayat, serta hukum yang dihasilkan oleh ayat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Islam telah mengatur etika politik melalui dua prinsip yakni: 1.) Menjaga Amanah sebagai bentuk kejujuran dalam menjalankan tugas. 2.) Berlaku Adil untuk mewujudkan kesetaraan semua pihak di hadapan hukum. Berlandaskan analisis penafsiran QS. al-Nisa>/4:58 Allah swt. telah memerintahkan kepada manusia untuk mampu menjaga amanah, serta memutuskan perkara diantara manusia secara adil tanpa ada pihak yang merasa dicurangi. Nilai-nilai etika harus dijunjung tinggi dalam menjalankan tugas dan bertanggungjawab pada amanah yang telah dipercayakan. Implikasi pada penelitian ini ialah, orang-orang yang masuk di dunia politik harus mengerti ilmu tentang etika menyangkut baik dan buruk sebuah tindakan, khususnya aspek memegang amanah dan memberi keputusan dengan seadil-adilnya yang telah dipaparkan dalam QS. al-Nisa>/4:58, sebagai bentuk menjalankan perintah Al-Qur’an demi meraih kemaslahatan umum. -
ItemFENOMENA FLEXING DI MEDIA SOSIAL PERSPEKTIF AL-QUR’AN (STUDI ANALISIS QS. AL-BAQARAH/2: 264)(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2023) NURMADINAFlexing merupakan perilaku pamer yang awalnya dianggap tabu dikalangan masyarakat. Namun kehadiran media sosial, membuat fenomana flexing menjadi marak. Pelaku flexing memberikan dampak yang luas baik kepada pelaku maupun kepada orang lain. Dampak kepada individu di antaranya memupuk sifat konsumtif dan indvidualis. Sedangkan kepada masyarakat, dapat menumbuhkan perasaan iri, dengki dan menyiksa mereka yang kondisi perekonomiannya di bawah rata-rata, khususnya mereka yang memiliki hasrat untuk meniru orang yang dilihat. Sehingga perilaku flexing tidak jarang membawa seseorang pada tindakan kejahatan. Berdasarkan realita tersebut, maka diperlukan pemahaman mendalam tentang bagaiamana sebenarnya flexing dalam al-Qur’an. Dari permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan QS. al-Baqarah/2: 264 untuk memahami makna flexing. Agar penelitian ini mampu menjawab makna fenomena flexing dalam QS. al-Baqarah/2: 264 maka digunakan jenis penelitian library research dengan model penelitian tahlili atau analisis. Model penelitian analisis dianggap paling relevan untuk mengidentifikasi bagaimana implikasi penafsiran flexing di media sosial dalam QS. al-Baqarah/2: 264. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hakikat flexing sebagai perbuatan riya’ dalam QS. al-Baqarah/2: 264 dari segi tujuan, maka riya’ dan flexing samasama mengharapkan popularitas dan kedudukan di mata publik. Dari pembagian riya’, maka letak kesamaan riya’ dengan flexing adalah dari segi hal yang ditampilkan, diucapan dan dilakukan. Ditinjau dari segi motivasi melakukan flexing, maka tidak semua perilaku flexing mengarah pada perilaku riya’ dan tidak semua riya’ dikategorikan sebagai flexing. Motivasi yang cenderung pada perilaku riya’ adalah motivasi untuk mendapatkan popularitas dan pengakuan serta menarik perhatian dari lawan jenis. Motivasi flexing yang tidak termasuk perbuatan riya’, yaitu motivasi untuk strategi marketing dan melakukan tindakan kejahatan. Sedangkan bentuk riya’ yang tidak termasuk perilaku flexing adalah riya’ yang dilakukan melalui teman atau orang yang datang mengunjungi. Implikasi flexing sebagai perbuatan riya’ yaitu sombong, syirik, kufur, cinta harta dan kedudukan serta dengki. Ganjaran perilaku riya’ berimplikasi terhadap perilaku flexing sehingga sama-sama tidak berhak menuntut balasan pahala dari Allah karena melakukan suatu amalan tanpa didasari niat kerena Allah, melainkan untuk mendapatkan perhatian dari manusia. Pengetahuan tentang fenomena flexing akan memberikan kesadaran bagi masyarakat terkait bahayanya melakukan flexing karena akan memberikan dampak terhadap pola hidup yang dijalani baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat luas. Penulis berharap penelitian ini bisa menjadi rujukan bagi penelitian berikutnya terkait masalah flexing.
-
ItemFENOMENA ZIARAH MAKAM WALI DALAM MASYARAKAT MANDAR(Jurnal Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora, 2021-12-30) Muhlis Latif ; Muh. Ilham UsmanArtikel ini menyajikan hasil penelitian tentang fenomena ziarah makam wali dalam masyarakat Mandar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan perilaku ziarah ke makam wali oleh masyarakat Mandar dengan mengamati makam Syekh Abdul Mannan, Syekh Abdurrahim Kamaluddin dan Imam Lapeo. Data dikumpulkan dengan metode wawancara, dan observasi, serta melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Majene. Penelitian dilakukan mulai dari Maret s/d Oktober 2020. Hasil penelitian mendapatkan bahwa masyarakat Mandar senantiasa melakukan ziarah ke makam Syekh Abdul Mannan (sebagai penyebar Islam pertama kali di daerah Banggae), makam Syekh Abdurrahim Kamaluddin (sebagai penyebar Islam pertama kali di daerah Binuang-Tinambung), dan makam Imam Lapeo (Pendakwah Islam Mandar yang dipercaya mempunyai karamah) disebabkan masyarakat Mandar menjadikan makam sebagai wisata religi, tempat mustajab berdoa, tempat mendapat berkah, dan juga sebagai tempat belajar sejarah Islam di wilayah Mandar.
-
Itemi SPIRITUALITAS PEREMPUAN DALAM AL-QUR’AN (Kajian Spiritual Maryam Dalam QS. Ali Imran/3:42-43)(Repository Stain Majene, 2023-07-13) Hikmawatiix ABSTRAK Nama : Hikmawati NIM : 30156117009 Program Studi : Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Judul : Spiritualitas Perempan Dalam Al-Qur‟an (Kajian Spiritual maryam Dalam QS. Ali Imran/3: 42-43) Spiritual merupakan konsep yang luas dengan berbagai dimensi. Spiritual di tandai dengan adanya ketertarikan terhadap sesuatu yang lebih besar dari diri kia, dengan usaha dalam pencarian makna hidup. Dalam agama spiritual merupakan praktek-praktek yang berdasarkan kepercayaan bahwa dalam berspiritual akan mendapatkan kedamaian dan merupakan jalan dalam menyucikan diri. Dalam penulisan karya ilmiah ini, agar pembahasan tidak melebar dalam ranah spiritual, maka penulis hanya mencakup pada kajian spiritual Islam, dengan berfokus pada spiritual yang ada pada diri Maryam binti Imran, yang bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai spiritual yang terdapat pada Maryam, serta apresiasi al-Qur‟an terhadap spiritualitas Maryam. Penelitian ini termasuk dalam penelitian pustaka (library research), yang mengumpulkan data-data dengan melakukan penelitian terhadap buku-buku, maupun jurnal-jurnal yang terkait. Penelitian ini menggunakan metode tahlili, yang berfokus pada QS. Ali Imran/3:42-43 dengan menggunakan pendekatan history. Demikianlah hasil dari penelitian ini tentang spiritual Maryam yang berfokus pada QS. Ali Imran/3: 42-43. Dalam al-Qur‟an, kata Maryam disebut sebanyak 34 kali dalam berbagai redaksi. Oleh sebab itu penulis membatasi bahasan mengenai Maryam dengan hanya berfokus pada spiritualitasnya dalam QS. Ali Imran/3:42-43. Demikianlah hasil dari penelitian tentang spiritual Maryam. Setelah melakukan penelitian spiritual Maryam yang terdapat pada QS. Ali Imran/3:42-43, dengan menguraikan kisah dan menyertakan dalil sebagai bentuk apresiasi yang al-Qur‟an berikan kepada Maryam binti Imran dan juga keistimewaan yang dimiliki oleh Maryam sebagai perempuan terbaik pilihan Allah pada zamannya, dengan nilai-nilai ikhlas, sabar, tawakkal, serta keteguhan jiwa yang ia miliki. Kata kunci: Al-Qur’an, Maryam, Spiritual
-
Itemi STILISTIKA KISAH NABI ZAKARIA A.S. DALAM AL-QUR’AN(Repository StaiN Majene, 2023-07-13) MUHAMMAD FATHIL R PASARAYxvii ABSTRAK Nama : MUHAMMAD FATHIL R PASARAY NIM : 30156118005 Program Studi : Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir (IAT) Judul : STILISTIKA KISAH NABI ZAKARIA A.S. DALAM AL-QUR‟AN Skripsi ini terfokus gaya bahasa dalam Al-Qur‟an terkhusus pada kisah nabi Zakaria yang terdapat dalam Qs. Ali-Imran (3) ayat 37-41, QS. Maryam (19) ayat 1-11, dan Qs. Al-Anbiya (21) ayat 89-90.dimana penelitian ini bertujuan menganalisis dan mendeskripsikan unsur-unsur pembentukan dan gaya pemaparan yang terdapat pada kisah nabi Zakaria. Penelitian ini merupakan penelitian jenis kepustakaan (library research) dengan menggunakan pendekatan stilistika sebagai pisau analisis. Sumber rujukan yang dipakai berasal dari berbagai buku-buku dan kitab tafsir, artikel penelitian terdahulu yang memiliki kaitan dengan penelitian ini. Data yang terkumpul daripada objek materil penelitian ini dianalsis dengan menggunakan tiga aspek analisis stilistika, diantaranya: al-Mustawa> al-Dala>li (semantik), al-Mustawa> al- S{arfi (morfologi), dan al -Mustawa> al-Tas}wi>ri> (imageri atau gaya retoris dan kiasan). Hasil penelitian ini adalah dalam bidang morfologi, diantaranya terdapat pengunaan lafadz fi‘il mud}a>ri yang bermakna mad}i, dan fi‘il ‘amr yang tidak lagi bermakna perintah, melainkan doa, kemudian pada level semantik didapati penggunaan kata yang bersinonim dan polisemi, dan pada level imageri didapati d penggunaan gaya retoris seperti kina>yah, istiarah, dan it}nab. Implikasi pada penelitian ini ialah, orang-orang yang ingin memahami al- Qur‟an haruslah menguasai ilmu bahasa arab terkhusus pada ilmu tata bahasa, juga pada ilmu sastra bahasa Arab. sebab dengannya seseorang akan lebih memahami penggunaan atau pemilihan kata yang tepat dalam sebuah kalimat.
-
ItemIMPLEMENTASI NILAI-NILAI SOSIAL AL-QUR’AN DALAM TRADISI PESTA NELAYAN LINGKUNGAN TAMO KABUPATEN MAJENE(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2022) MUH. KASIMPenelitian ini membahas tentang implementasi nilai-nilai sosial al-Qur’an dalam tradisi pesta nelayan di lingkungan Tamo, kabupaten Majene, dengan rumusan masalah: pertama, pemaknaan masyarakat terhadap pesta nelayan di lingkungan Tamo kabupaten majene. Kedua, bagaimana proses pelaksanaan tradisi pesta nelayan di lingkungan Tamo, kabupaten Majene. Ketiga, bagaimana implementasi nilai-nilai sosial al-Qur’an dalam tradisi pesta nelayan di lingkungan Tamo, kabupaten Majene. Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriftif, teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Sedangkan keabsahan datanya akan diperkuat dengan melakukan teknik tringulasi metode. Hasil penelitian meunjukkan bahwa: 1), pemaknaan masyarakat lingkungan Tamo kabupaten Majene terhadap pesta nelayan adalah yang pertama, sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah swt atas karunia rezeki dan keselamatan yang diperoleh oleh para nelayan selama satu tahun tersebut, yang kedua, sebagai bentuk doa keselamatan, masyarakat lingkungan Tamo memaknainya sebagai momen berdoa dalam meminta keselamatan dan keberkahan terhadap aktifitas mereka sebagai nelayan. 2), Proses pelaksanaan dalam acara pesta nelayan, dimulai dari adanya musyawarah antara para punggawa-punggawa yang membahas tentang persiapan seperti, dana, waktu, lokasi, dan lai-lain, kemudian akan ada tiga tahap yakni tahap persiapan acara, tahap pelaksanaan acara hari H, dan tahap setelah acara pesta nelayan tersebut. 3), implementasi nilai-nilai sosial al-Qur’an yang ada dalam tradisi pesta nelayan diantaranya, nilai persatuan, nilai musyawarah, nilai ukhwah, nilai gotong-royong dan nilai silaturahmi. Implikasi dari penelitian ini adalah: implementasi nilai-nilai sosial al-Qur’an yang terdapat pada tradisi pesta nelayan diantaranya: nilai-persatuan, nilai musyawarah, nilai ukhwah, nilai gotong royong dan nilai silaturahmi, nilai-nilai tersebut merupakan hal yang menandakan tradisi tersebut membawa hal positif yang membuat masyarakat semakin hidup damai, harmonis, serta bahagia, dan seharusnya tradisi tersebut dipertahankan dan dipelihara dengan baik, sehingga bisa diwariskan kepada generasi yang akan datang.
-
ItemIMPLEMENTASI TEORI MA ’NĀ CUM MAGHZĀ DALAM QS. IBRAHIM/14: 24-27(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2022) ABD RAHMATPermasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: bagaimana implementasi teori ma‟nā cum maghzā, dan bagaimana implementasi teori ma‟nā cum maghzā dalam QS.Ibrahim/14: 24-27. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam bentuk penelitian kepustakaan (libabry research), penelitian ini menggunakan pendekatan ma‟nā cum maghzā, pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari data tersebut diambil sebuah kesimpulan, Indikator keberhasilan dalam penelitian tentang bagaimana implementasi teori ma‟nā cum maghzā dalam QS.Ibrahim/14: 24- 27. Setelah mengadakan penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa implementasi teori ma‟nā cum maghzā dalam QS.Ibrahim/14: 24-27, terhadap kalimat yang baik diantaranya: ucapan yang benar, jujur, dan tepat sasaran (qaulan sadida), ucapan yang mulia (qaulan karima), ucapan yang membahagiakan (qaulan maysura), ucapan yang dikenal dan dipahami secara baik yang menyentuh dan membekas (qaulan baligha), ucapan yang lembut (qaulan layyina), dan ucapan yang terbaik (aḥsan al-qaul). Sedangkan terhadap kalimat yang buruk diantaranya: penghinaan, pencemaran nama baik, melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan, melakukan provokasi dan menyebarkan berita bohong. Impilkasi dari penelitian ini yaitu, perlunya selalu dalam kehidupan sehari-hari mengucapkan kalimat-kalimat yang baik mengantarkan kepada perbuatan yang baik. Karenanya, Allah memperhatikan orang-orang yang baik dan jujur dalam ucapannya mengarahkan langkah-langkah mereka dan memperbaiki amalan-amalan mereka sebagai balasan kebenaran dan kejujurannya. Sehingga kalimat-kalimat yang kita sampaikan tidak dapat memunculkan kebencian diantara manusia, maka seharusnya kehidupan manusia harus berlandasan kepada nilai-nilai al-Qur‟an, dan diharapkan penelitian ini bisa memberikan kontribusi kepada pembaca tentang keilmuan di bidang ilmu al-Qur‟an dan tafsir.
-
ItemIMPLIKASI TEORI MUNĀSABAH AL-QUR’AN DALAM PENAFSIRAN QS AL-ṢAFF DI ERA DISRUPSI (STUDI ANALISIS TERHADAP TAFSĪR AL-MISHBĀḤ KARYA M. QURAISH SHIHAB)(Repository Stain Majene, 2023-07-13) MUH. PAJRINxvi Al-Qur’an di era disrupsi yaitu kurangnya memperhatikan konteks, seperti; munāsabah Al-Qur’an. Dalam penafsiran munāsabah surah al-Ṣaff dalam Tafsīr al- Mishbāḥ secara implisit menjelaskan bagaimana menghadapi era disrupsi saat ini. Oleh sebab itu, penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi dan implikasi dari teori munāsabah QS al-Ṣaff dalam mengadapi era disrupsi dalam Tafsīr al-Mishbāḥ. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif kepustakaan (library reseach), yaitu penelitian yang semua datanya berasal dari data-data tertulis. Dan pendekatan yang penulis gunakan ialah pendekatan munāsabah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi (documentation), yaitu dengan cara mengumpulkan sumber-sumber tertulis seperti buku, dokumen, dan lain-lain yang uraiannya berhubungan dengan masalah penelitian. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam QS al-Ṣaff terdapat sepuluh bentuk munāsabah, yaitu munāsabah ayat yang terdiri dari munāsabah antarayat dalam satu surah, antara satu ayat faṣilah (penutupnya), antara kata dalam ayat. Kemudian munāsabah surah yang terdiri dari munāsabah antara awal uraian surah dan akhir uraian surah, antara awal surah dan akhir surah sebelumnya, antara tema surah dan nama surah, antara penutup surah dan uraian awal surah berikutnya, antara kisah satu dengan kisah lainnya dalam satu surah, antara surah satu dan surah lainnya, serta antara fawātih al-suwar dan isi surah. Sedangkan implikasinya dalam menghadapi era disrupsi, sebagaimana dalam Tafsīr al-Mishbāḥ dapat ditemukan dari hubungan ayat 2-4 dalam surah al-Ṣaff, dengan menyatakan bahwa di dalam ayat tersebut terlihat penyatuan akhlak pribadi Muslim dengan kebutuhan masyarakat di bawah lindungan akidah keagamaan, yakni istiqāmah/ konsistensi, kelurusan sikap, serta menjaga kesatuan, kerukunan, dan kedisplinan. Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap agar masyarakat awam atau kaum intelektual bisa menanamkan dalam diri sikap istiqāmah, dan mengindari sikap munafik dalam kehidupan. Hal ini, supaya terhindar dari keburukan. Penulis juga berharap untuk peneliti selanjutnya agar kiranya dapat mengembangkan lagi penelitian munāsabah dalam Tafsīr al-Mishbāḥ. Kata Kunci: Tafsīr al-Mishbāḥ, implikasi munāsabah, era disrupsi
-
ItemINTERPRETASI MAKNA NAFS DALAM QS AL-SYAMS AYAT 7-10 (STUDI ANALISIS TAFSIR MAFA(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2022) AHMAD ZAKIYPerdebatan filosofis berkenaan dengan hakikat jiwa manusia telah menimbulkan berbagai macam respon dari berbagai ahli tafsir yang berfokus pada QS. al-Syams/91: 7-10, tak terkecuali Fakhr al-Di>n al-Ra>zi> sebagai tokoh mufasir yang filsuf dalam kitab tafsirnya Mafa>ti>h} al-Ghayb. Penelitian ini mencoba mengurai: 1.) Bagaimana karakteristik tafsir Mafa>ti>h} al-Ghayb karya Fakhr al-Di>n al-Ra>zi>, 2.) Bagaimana penafsiran umum makna nafs dalam QS. al-Syams/91: 7-10, 3.) Bagaimana interpretasi makna nafs dalam QS. al-Syams/91: 7-10, dalam tafsir Mafa>ti>h} al-Ghayb karya Fakhr al-Di>n al-Ra>zi>. Untuk menjawab rumusan masalah di atas, peneliti menggunakan jenis penelitian library research dengan model penelitian tahli>li atau analisis. Model penelitian analisis ini dianggap paling relevan untuk nantinya dapat melihat bagaimana interpretasi dan ciri khas al-Ra>zi> dalam menafsirkan ayat tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1.) Karakteristik tafsir Mafa>ti>h} al-Ghayb menggunakan pendekatan berbagai disiplin ilmu, terkadang menggunakan dialog imaginer untuk menjelaskan sebuah ayat, dan condong kepada Asy’ariyah dari segi teologi dan Syafi’iyah dari segi fikih 2.) Berkenaan dengan penafsiran umum QS. al-Syams/91: 7-10, terdapat dua perspektif besar mengenai penafsirannya. Pendapat pertama yang menyatakan bahwa Allah-lah yang menentukan jalan takwa dan fuju>r-nya seorang hamba. Sedang pendapat yang kedua menyatakan bahwa Allah membekali manusia aneka potensi, yaitu takwa dan fuju>r kepada manusia, sehingga selanjutnya manusialah yang menentukan pilihan hidupnya. 3.) Al-Ra>zi> berpendapat, jiwa manusia memiliki ‘bawaan’ sejak lahir. Ia tidak dalam keadaan yang sama sekali kosong sebagaimana pendapat-pendapat yang diungkapkan oleh beberapa filsuf empiris. Bagi al-Ra>zi>, dengan merujuk kepada QS. al-Syams/91: 7-10, Allah memberikan aneka kecenderungan baik dan buruk kepada manusia sejak ia dilahirkan. Kemudian pada masa selanjutnya, manusialah yang diberi pilihan untuk mengasah sendiri kecenderungan-kecenderungan tersebut. Implikasi dari penelitian ini ialah memberikan kesadaran kepada manusia akan potensinya bahwa tidak hanya fisik dan akal, tetapi juga potensi lain yang juga harus pula dikembangkan yaitu potensi jiwa atau rohani. Peneliti berharap bahwa panelitian ini menjadi gerbang rujukan bagi penelitian-penelitian lanjutan berkenaan dengan penelitian terhadap tafsir-tafsir klasik seperti tafsir Mafa>ti>h} al-Ghayb karya Fakhr al-Ra>zi> untuk mengungkap nilai-nilai serta pengetahuan yang terkandung di dalamnya.
-
ItemINTERPRETASI HAK-HAK PEREMPUAN (Studi Atas Pemikiran Zainab al-Gaza>li dalam Tafsir Naz}ara>t fi> Kita>billah)(STAIN MAJENE, 2023) AINUN JARIYAHIslam merupakan agama yang memberikan kedudukan yang setara terhadap laki-laki dan perempuan. Namun dalam kenyataannya, pemahaman terhadap hak-hak perempuan mulai diabaikan karena menurut sebagian orang bahwa perempuan merupakan makhluk kelas bawah. Perempuan tidak lagi mendapatkan hak-haknya sesuai dengan syariat Islam, sehingga lahirlah istilah bias gender. Istilah tersebut terjadi akibat pemahaman dari para mufasir yang berbeda-beda dalam menginterpretasikan ayat al-Qur’an, dan salah satu penyebab perbedaannya adalah karena dipengaruhi oleh kondisi sosial dan budaya semasa hidupnya. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas tentang salah satu mufasir perempuan yang merupakan kaum feminis yakni Zainab al-Gaza>li tentang bagaimana pemikirannya ketika ia menafsirkan ayat al-Qur’an, terutama yang berkaitan dengan hak-hak perempuan. Penelitian ini akan mengkaji pemikiran Zainab al-Gaza>li tentang hak-hak perempuan terkhusus di bidang pendidikan, dakwah dan sosial politik dengan menggunakan jenis penelitian library research dengan model penelitian tematik tokoh. Model ini merupakan model yang cocok untuk digunakan dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana pemikiran dari Zainab al-Gaza>li terutama yang berkaitan dengan hak-hak perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran Zainab al-Gaza>li terhadap keterlibatan perempuan dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial politik menurutnya diperbolehkan selama tidak melanggar syariat Islam dan memenuhi kriteria dalam hal tersebut. Serta Zainab mengatakan bahwa seorang laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan yang setara, keduanya merupakan pelengkap, laki-laki menjadi pelengkap bagi perempuan dan perempuan menjadi pelengkap bagi laki-laki. Kemudian implikasi terhadap Islam modern mengenai pemahaman Zainab al-Gaza>li terhadap hak-hak perempuan memberikan kesadaran dan semangat baru terhadap manusia bahwa semua makhluk baik laki-laki maupun perempuan diberikan hak yang sama sesuai dengan posisi kemanusiaan. Selanjutnya, pemikiran Zainab al-Gaza>li dalam perkembangan Islam modern masih dapat diaplikasikan di zaman seperti sekarang, karena dari pemikirannya masih sesuai dengan hukum Islam serta tidak pernah mendiskriminasi terhadap siapa pun baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan.
-
ItemKEADILAN DALAM PEMBAGIAN WARISAN TERHADAP PEREMPUAN (APLIKASI METODE TAFSIS{IDI < WAS {FI < ‘A >SYU >< ZAID)(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2023) NURFADILAHPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek keadilan dalam pembagian warisan terhadap perempuan dengan menganalisis ayat-ayat waris menggunakan metode tafsi>r maqa>s}{idi> Was{fi ‘Ar Abu> Zaid. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya realitas pihak perempuan yang masih menganggap bahwa alQur’an memberikan kesan “mendiskreditkan perempuan” oleh ayat waris karena pembagian yang menurut mereka tidak imbang. Sementara Islam dikenal sebagai agama yang menjunjung tinggi keadilan. Hal ini menjadi sesuatu yang bertolak belakang. Sementara itu, zaman yang kian maju memperkenalkan suatu metode atau pendekatan yang dianggap mampu untuk menganalisis isu-isu kekinian, yakni metodetafsi>r maqar maqa>s{idi> Was {fi ‘Ar Abu> Zaid. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif atau penelitian kepustakaan (library research), dengan data-data yang semuanya dikumpulkan berasal dari sumber tertulis. Misalnya al-Qur’an, kitab-kitab tafsir ataupun buku dan referensi tertulis lain yang terkait dengan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca dan menelusuri berbagai sumber, kemudian memilih dan menelaah isi terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang diperoleh dari literatur-literatur yang terkait dengan masalah yang dibahas. kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ayat-ayat waris di dalam alQur’an sama sekali tidak mengandung unsu rdiskriminasi dan ditemukan metode maqa>s{id yang menunjukkan keadilan terhadap perempuan. Dari tema umum warisan ditemukan maqa<>s}id ‘a >mmah (maqashid umum) bahwa pembagian warisan yang telah ditentukan di dalam al-Qur’an adalah bentuk kebijaksanaan dan keadilan Allah swt. dengan memberikan hak proporsional untuk mewujudkan kesetaraan tanpa melihat jenis kelamin dan usia sebagaimana yang dijadikan tolak ukur di masa pra Islam. Sementara itu, ditemukan pula maqa>s{id kha>s{s{ah (maqashid khusus) dari tiap ayat waris yang dianalisis dalam penelitian ini, yakni menjamin hak perempuan (QS. al-Nisa>’/4: 7), menerapkan akses keadilan proporsional dan merawat kerukunan (QS. al-Nisa>’/4: 11, 12, 176), menjaga martabat perempuan (QS. al-Nisa>’/4: 19) dan mempertahankan kuatnya kekerabatan (QS. al-Ah}za>b/33: 6), semuanya sejalan dengan teori-teori keadilan yang ditawarkan.
-
ItemKEMUKJIZATAN ILMIAH AL-QUR’AN TENTANG PERILAKU SOSIAL SEMUT (Suatu Kajian Tafsir Tahlili terhadap QS an-Naml/27: 17-19)(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2021) NURJANNAHPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemukjizatan ilmiah dalam al-Qur’an tentang perilaku sosial semut dengan pendekatan tafsir tahlili terhadap QS an-Naml/27: 17-19. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya bukti-bukti ilmiah dalam al-Qur’an yang terungkap sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan sesuatu yang tak di anggap kehadirannya oleh manusia ternyata memiliki kemampuan yang luar biasa. Yakni makhluk kecil semut yang selalu ada disetiap tempat dan waktu yang hidup di sekeliling manusia tapi tak pernah disadari keberadaannya. Permasalahan yang dikaji dari penelitian ini adalah bagaimana pandangan al-Qur’an tentang perilaku sosial semut, lalu dijabarkan ke dalam sub-sub masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana penafsiran QS an-Naml/27: 17-19, (2) Bagaimana kemukjizatan ilmiah al-Qur’an tentang perilaku sosial semut. Untuk menjawab permasalahan ini, peneliti menggunakan metode penelitian tafsir tahlili, yakni dengan pendekatan tafsir ‘ilmi atau mukjizat ilmiah al-Qur’an. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif atau library research. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca, mencatat, mengumpulkan dan menganalisis isi (content analysis) terhadap ayat-ayat al-Quran serta analisis deskriptif untuk menggambarkan sesuatu secara gamblang dan apa adanya dari lietratur-literatur yang terkait dengan masalah yang dibahas, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam QS an-Naml/27: 17-19 yang menceritakan keajaiban pada hewan semut telah terbukti secara ilmiah. Para ilmuwan berhasil mengungkap keajaiban semut termasuk kehidupan sosial yang dimiliki. Al-Qur’an telah dapat membuktikan kebenarannya yang sejalan dengan ilmu pengetahuan modern. Ditemukan bahwa semut memiliki perilaku sosial yaitu: kehidupan sosial semut yang memiliki kemampuan sosial yang sangat canggih, sistem kasta dan pembagian kerja yang sangat sempurna, komunikasi dalam masyarakat semut yang bermacam-macam digunakan pada situasi yang bermacam-macam pula, pengorbanan tingkat tinggi, adanya kerja sama dan solidaritas yang baik. Penelitian tentang kemukjizatan ilmiah al-Qur’an, khususnya yang berkaitan dengan perilaku sosial semut, yang merupakan hewan yang akrab dalam kehidupan kita tapi sering diabaikan oleh manusia, harus terus digalakkan sehingga akan ditemukan berbagai sisi isyarat-isyarat ilmiah al-Qur’an yang lain yang terdapat di alam semesta ini. Dengan demikian, akan mendorong kita untuk terus mempelajari ciptaan-ciptaan-Nya sesuai dengan perintahnya di dalam al-Qur’an untuk selalu merenungkan ayat-ayat-Nya.