Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (IAT)
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (IAT) by Issue Date
Results Per Page
Sort Options
-
ItemSIRIQ : LANDASAN FILOSOFIS BANGUNAN / 1 GOOD GOVERNANCE (St-udi Kasus Kearifan Budaya Mandar)(Repository STAIN Majene, 2005) Muhlis LatifSiriq is a central term within the Mandar community. The term -contains concept of revealing phenomenon related to dignity. . In relation with social community, striq is understood as a character underlie the law inforcement. Efforts on creating good governance can also be implemented by digging the local values
-
ItemPOTRET ORGANISASI TAREKAT DAN DINAMIKANYA DI SULAWESI BARAT(Jurnal Al-Qalam, 2020-11-02) Muhlis Latif ; Muh. Ilham UsmanTulisan ini menyajikan hasil penelitian tentang potret organisasi tarekat dan dinamikanya di Sulawesi Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan sejarah muncul dan perkembangan tarekat di Sulawesi Barat, dengan melacak perkembangan tarekat Qadiriyah dan Naqsyabandiyah sebagai lokus pengamatan. Data dikumpulkan dengan metode wawancara, dan observasi, serta melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Majene. Teori tarekat dipilih sebagai pisau analisis untuk mengungkap makna sejarah dan asal mula tarekat berada di wilayah Sulawesi Barat. Penelitian dilakukan mulai dari Maret s/d Oktober 2019. Hasil kajian menemukan bahwa genealogi tarekat Qadiriyah di Sulawesi Barat diperkenalkan oleh Annangguru (Kyai) Haji Muhammad Saleh dari jalur Syekh Alwi bin al-Makky di Makkah al-Mukarramah, bukan berasal dari jalur Syekh Yusuf al-Makassary. Sedangkan tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah diperkenalkan oleh Syekh Abdurahman Qadir dari jalur Syekh Jalaluddin, Syekh Jalaluddin berbaiat ke Syekh Ali Ridha di Jabal Abu Qubaish. Penelitian ini juga melihat bahwa silsilah atau jalur tarekat menjadi hal yang urgen dalam mengukur tarekat yang berada di Sulawesi Barat adalah mu’tabarah dan ghairu mu’tabarah dalam dunia Islam.
-
ItemETIKA KOMUNIKASI BERMEDIA SOSIAL DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAHLILI QS. AN-NUR/24: 11-15)(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2021) SARTINADunia modern saat ini berbeda dengan sebelumnya yang dapat dilihat dari berbagai bidang kehidupan manusia. Perkembangan di bidang komunikasi dan informasi saat ini membuat dunia yang luas ini seolah-olah kecil. Artinya manusia dapat berkomunikasi dan mendapatkan informasi secara global tanpa terbatas pada ruang dan waktu. Kehadiran internet sebagai media komunikasi baru dalam masyarakat mempunyai dampak baik dan buruk bagi kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui bagaimana penafsiran QS an-Nur/24: 11-15, mengetahui kandungan QS an-Nur/24:11-15 tentang etika komunikasi bermedia sosial dan untuk mengetahui bagaimana penerapan etika komunikasi bermedia sosial di internet dalam QS an-Nur/24:11-15. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian library research dan termasuk dalam penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah referensi-referensi yang terkait dengan topik pembahasan. Dengan sumber rujukan pertama yaitu al-Qur’an karena ayatnya yang menjadi inti pembahasan dalam penelitian. Kandungan nilai-nilai etika komunikasi yang terdapat dalam QS an-Nur/24: 11-15 di dapat beberapa poin yaitu: (1) berkata baik, (2) bersikap jujur dan (3) keakurasian informasi (tabayyun). Nilai-nilai etika komunikasi pada QS an-Nur/24: 11-15 tersebut memiliki urgensi dalam kehidupan. Nilai-nilai mengantarkan pada kehidupan bermasyarakat yang damai dan harmonis dalam lingkup komunikasi. Dan penerapan nilai-nilai etika komunikasi pada QS an-Nur/24: 11-15 menjadi petunjuk bagi para pengguna media sosial agar menggunakan media sosial secara bijak. Berkata baik, bersikap jujur dan keakurasian informasi/tabayyun dalam bermedia sosial merupakan cara mengimplementasikan nilai-nilai etika komunikasi dalam QS an-Nur/24: 11-15. Penelitian tentang Etika Komunikasi Bermedia Sosial dalam al-Qur’an (Kajian Tahlili QS an-Nur/24: 11-15) ini berimplikasi pada pentingnya pemahaman tentang etika dalam bermedia sosial menurut al-Qur’an. Maka dari itu, direkomendasikan agar konsep etika komunikasi bermedia sosial dalam al-Qur’an yang telah dibahas dalam skripsi ini dapat dikembangkan pembahasannya serta dapat dijadikan rujukan dalam mengkaji masalah tentang etika komunikasi bermedia sosial perspektif al-Qur’an dengan berbagai pendekatan yang digunakan.
-
ItemKEMUKJIZATAN ILMIAH AL-QUR’AN TENTANG PERILAKU SOSIAL SEMUT (Suatu Kajian Tafsir Tahlili terhadap QS an-Naml/27: 17-19)(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2021) NURJANNAHPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemukjizatan ilmiah dalam al-Qur’an tentang perilaku sosial semut dengan pendekatan tafsir tahlili terhadap QS an-Naml/27: 17-19. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya bukti-bukti ilmiah dalam al-Qur’an yang terungkap sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan sesuatu yang tak di anggap kehadirannya oleh manusia ternyata memiliki kemampuan yang luar biasa. Yakni makhluk kecil semut yang selalu ada disetiap tempat dan waktu yang hidup di sekeliling manusia tapi tak pernah disadari keberadaannya. Permasalahan yang dikaji dari penelitian ini adalah bagaimana pandangan al-Qur’an tentang perilaku sosial semut, lalu dijabarkan ke dalam sub-sub masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana penafsiran QS an-Naml/27: 17-19, (2) Bagaimana kemukjizatan ilmiah al-Qur’an tentang perilaku sosial semut. Untuk menjawab permasalahan ini, peneliti menggunakan metode penelitian tafsir tahlili, yakni dengan pendekatan tafsir ‘ilmi atau mukjizat ilmiah al-Qur’an. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif atau library research. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca, mencatat, mengumpulkan dan menganalisis isi (content analysis) terhadap ayat-ayat al-Quran serta analisis deskriptif untuk menggambarkan sesuatu secara gamblang dan apa adanya dari lietratur-literatur yang terkait dengan masalah yang dibahas, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam QS an-Naml/27: 17-19 yang menceritakan keajaiban pada hewan semut telah terbukti secara ilmiah. Para ilmuwan berhasil mengungkap keajaiban semut termasuk kehidupan sosial yang dimiliki. Al-Qur’an telah dapat membuktikan kebenarannya yang sejalan dengan ilmu pengetahuan modern. Ditemukan bahwa semut memiliki perilaku sosial yaitu: kehidupan sosial semut yang memiliki kemampuan sosial yang sangat canggih, sistem kasta dan pembagian kerja yang sangat sempurna, komunikasi dalam masyarakat semut yang bermacam-macam digunakan pada situasi yang bermacam-macam pula, pengorbanan tingkat tinggi, adanya kerja sama dan solidaritas yang baik. Penelitian tentang kemukjizatan ilmiah al-Qur’an, khususnya yang berkaitan dengan perilaku sosial semut, yang merupakan hewan yang akrab dalam kehidupan kita tapi sering diabaikan oleh manusia, harus terus digalakkan sehingga akan ditemukan berbagai sisi isyarat-isyarat ilmiah al-Qur’an yang lain yang terdapat di alam semesta ini. Dengan demikian, akan mendorong kita untuk terus mempelajari ciptaan-ciptaan-Nya sesuai dengan perintahnya di dalam al-Qur’an untuk selalu merenungkan ayat-ayat-Nya.
-
ItemKONSEP IMAN DAN AMAL SALEH DALAM TAFSIR AL-AZHAR KARYA HAJI ABDUL MALIK KARIM AMRULLAH (HAMKA)(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2021) NURANISkripsi ini membahas tentang konsep iman dan amal saleh dalam Tafsir al-Azhar menurut Hamka. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, adalah “Bagaimana konsep iman dan amal saleh dalam Tafsir al-Azhar dan apa dampak iman dan amal saleh dalam kehidupan sosial menurut Hamka? Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif dan berbentuk penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan referensi atau buku-buku yang terkait dengan pembahasan. Tulisan ini menggunakan penelitian pemikiran tokoh tentang iman dan amal saleh menurut Hamka, skripsi ini merupakan kajian studi tokoh yang menggunakan pendekatan historis dengan cara melihat pemikiran ahli tafsir atau tokoh manusia sejarah yang melahirkan ide atau pokok dan pemikirannya tentang masalah iman dan amal saleh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iman dan amal saleh merupakan satu kesatuan, di dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa kedua hal ini sangat berkaitan satu sama lain. Hamka berpandangan bahwa iman yang baik akan menimbulkan amal (perbuatan yang baik) dan amal yang baik tidak akan timbul tanpa iman yang baik. Jika salah satunya hilang, maka kesungguhan dalam menjalankan Islam menjadi tidak sempurna. Iman tanpa amal itu hampa, sedangkan amal tanpa iman itu sia-sia.Selain itu, iman dan amal saleh juga menunjukkan makna yang luas, baik yang berhubungan dengan Allah maupun dengan manusia lain. Berdasarkan hasil penelitian konsep iman dan amal saleh dalam Tafsir al-Azhar karya Buya Hamka ini, diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan menjalankan amal saleh seperti yang Allah perintahkan dalam al-Qur’an dengan penafsiran Hamka. Baik itu hubungan kita dengan Allah ataupun sesama manusia dan makhluk lain.
-
ItemKONSEP SIBALI PARRIQ MASYARAKAT DESA SAMBABO KECAMATAN ULUMANDA KABUPATEN MAJENE (KAJIAN LIVING QUR’AN)(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2021) SARMIDINSkripsi ini berjudul “Konsep Sibali Parriq Masyarakat Desa Sambabo Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene (Kajian Living Qur‟an)”. Adapun Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah. 1) Bagaimana Gambaran Umum Konsep Sibali Parriq Masyarakat Desa Sambabo Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene, 2). Bagaimana Pandangan al-Qur‟an Tentang Konsep Sibali Parriq Masyarakat Desa Sambabo Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan Sosiologi dan pendekatan Living Qur‟an, sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, selanjutnya metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian tekhnik dan pengolahan dan analisis data yang digunakan ialah wawancara, observasi dan menggunakan analisis living Qur‟an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Di Masyarakat Desa Sambabo sudah melakukan bentuk konsep sibali parriq sesuai apa yang sudah dilakukan oleh leluhur kita dan mengaplikasilkannya. 2) berdasarkan pandangan al-Qur‟an yang menjelaskan tentan konsep sibali parriq (kerja sama), itu di antara ayat-ayat al-Qur‟an di antaranya adalah dalam QS. Al-maidah ayat 2 QS. Al-Hujurat ayat 10 dan beberapa hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari sebagai penguat. Implikasi penelitian ini adalah untuk menjaga budaya dan kerifan lokal, terutama dalam konsep sibali parri. Karena ini adalah merupakan ciri khas bagi masyarakat Mandar pada umumnya dan khusunya di Desa Sambabo Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene.
-
ItemTRADISI MATTOANA DI DESA PAMBUSUANG KEC. BALANIPA KAB. POLEWALI MANDAR (Studi Living Qur’an)(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2021) BAHARILPermasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bentuk pelaksanaan tradisi mattoana di Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar, (2) Pemaknaan tradisi mattoana bagi masyarakat Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar. Jenis Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Fielad Research) dengan model penelitian yaitu penelitian kualitatif yang membangun makna berdasarkan data lapangan. Prosedur penelitian lapangan ini, mengahsilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku dari objek penelitian yang telah diamati. Adapun metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi yang kemudian ditambah dengan wawancara serta dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan memberikan pengertian data yang telah diperoleh yang kemudian dari data yang telah berhasil dikumpulkan ditariklah sebuah kesimpulan untuk menentukan hasil penelitian. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah: (1) Adanya beberapa bentuk pelaksanaan tradisi mattoana di Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar, (2) Adanya pemaknaan tradisi mattoana bagi masyarakat Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar. Hasil penelitian dari bentuk pelaksanaan tradisi mattoana di Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar adalah masyarakat menjamu tamunya dengan tiga bentuk yaitu (a) berdasarkan bagaimana situasi dan kondisi (waktu) bertamu, (b) berdasarkan kedudukan yang bertamu dan (c) berdasarkan ketersediaan makanan dan minuman sang tuan rumah untuk menjamu tamunya. Adapun pemaknaan tradisi mattoana masyarakat Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar dimaknai dengan beberapa makna yaitu (a) sebagai rasa syukur kepada Allah Swt., (b) sebagai bentuk untuk memuliakan tamu serta (c) sebagai bentuk menjunjung tinggi rasa siri‟ (malu) yang merupakan salah satu hal yang paling dijaga oleh masyarakat Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar secara khusus dan masyarakat suku Mandar secara umum.
-
ItemLIVING QUR’AN DALAM TRADISI TAHLILAN DI KAMANDE DESA POLLEWANI KECAMATAN TUTAR KABUPATEN POLEWALI MANDAR(STAIN MAJENE, 2021) HAIWANNISASkripsi ini berjudul “Livin Qur’an Dalam Tradisi Tahlilan Di Kamande Desa Pollewani Kecamatan Tutar Kabupaten Polewali Mandar”. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1)Kondisi gambaran umum Desa Pollewani Kec, Tutar. 2)Bagaimana prosesi pembacaan ayat al-Qur’an pada tradisi tahlilan di Kamande Desa Pollewani Kec. Tutar Kab. Polewali Mandar. 3)Apa dampak masyarakat pada tradisi tahlilan di Kamande Desa Pollewani Kec. Tutar Kab. Polewali Mandar. Jenis penelitian ini adalah untuk mendapatkan dan mengumpulkan data informasi penilitian lapangan yaitu penelitian secara langsung ke lokasi dan peneliti terlibat langsung dengan objek yang di teliti. Yakni dengan menggunakan penelitian deskriptif-kualitatif, dengan menggunakan pendekatan sosiologi dan pendekatan Living Qur‟an, sumber data yang digunakan adalah dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menujukkan bahwa 1)Kondisi gambaran umum desa pollewani kecamatan tutar ternyata mayoritas penduduknya adalah bekerja sebagai petani/pekebun dan hampir semua masyarakat kamande melaksanakan tradisi tahlilan. 2) Prosesi pembacaan al-Qur’an di kamande tidak berbedah jauh dari desa-desa lain membaca surah al-fatiha, surah al-ikhlas, surah al-falaq, surah al-baqarah dan surah-surah lainya. 3)Dampak masyarakat pada tradisi tahlilan dikamande sangat banyak salah satu diantaranya masyarakat desa pollewani akan selalu menjaga tali silaturahim, masyarakat juga akan selalu mengingat kematian dan juga akan salin peduli sesama muslim untuk saling mendoakan kepada si mayit. Implikasi Berdasarkan penelitian ini adalah untuk tetap menjaga budaya serta nilai-nilai positif dengan adanya pelaksanaan tradisi Tahlilan di Kamande merupakan fenomena lokal yang terus berkembang di masyarakat yang terus dilestarikan sampai saat ini dimana masyrakat masih mempertahankan bacaanbacaan dan tata cara pelaksanaan tradisi Tahlilan.
-
ItemFENOMENA ZIARAH MAKAM WALI DALAM MASYARAKAT MANDAR(Jurnal Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora, 2021-12-30) Muhlis Latif ; Muh. Ilham UsmanArtikel ini menyajikan hasil penelitian tentang fenomena ziarah makam wali dalam masyarakat Mandar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan perilaku ziarah ke makam wali oleh masyarakat Mandar dengan mengamati makam Syekh Abdul Mannan, Syekh Abdurrahim Kamaluddin dan Imam Lapeo. Data dikumpulkan dengan metode wawancara, dan observasi, serta melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Majene. Penelitian dilakukan mulai dari Maret s/d Oktober 2020. Hasil penelitian mendapatkan bahwa masyarakat Mandar senantiasa melakukan ziarah ke makam Syekh Abdul Mannan (sebagai penyebar Islam pertama kali di daerah Banggae), makam Syekh Abdurrahim Kamaluddin (sebagai penyebar Islam pertama kali di daerah Binuang-Tinambung), dan makam Imam Lapeo (Pendakwah Islam Mandar yang dipercaya mempunyai karamah) disebabkan masyarakat Mandar menjadikan makam sebagai wisata religi, tempat mustajab berdoa, tempat mendapat berkah, dan juga sebagai tempat belajar sejarah Islam di wilayah Mandar.
-
ItemAKSEPTASI MASYARAKAT MANDAR TERHADAP AL-MU‘AWWIŻATAIN DALAM MERESPON KEJAHATAN SIHIR DI POLEWALI MANDAR (Studi Living Qur’an((REPOSITORI STAIN MAJENE, 2022) DEWI SARTIKAPermasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana upaya masyarakat Mandar terhadap al-Mu‘awwiżatain sebagai pelindung dari kejahatan sihir di Polewali Mandar, (2) bagaimana upaya masyarakat Mandar dalam penggunaan al-Mu‘awwiżatain sebagai obat dan penyembuh dari kejahatan sihir di Polewali Mandar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriktif, berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari narasumber yang dapat diamati. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan obeservasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, kemudian dari data tersebut diambil kesimpulan. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini, adalah penerimaan masyarakat Mandar terhadap al-Mu‘awwiżatain , yaitu: (1) adanya upaya masyarakat Mandar terhadap al-Mu‘awwiżatain sebagai pelindung dari kejahatan sihir di Polewali Mandar, (2) adanya upaya masyarakat Mandar dalam penggunaan al-Mu‘awwiżatain sebagai obat dan penyembuh dari kejahatan sihir di Polewali Mandar. Hasil penelitian dari akseptasi masyarakat Mandar terhadap al-Mu‘awwiżatain dalam merespon kejahatan sihir di Polewali Mandar, ialah pada umumnya masyarakat Polewali Mandar menerima al-Mu‘awwiżatain . Bentuk penerimaan mereka terhadap al-Mu‘awwiżatain berbeda-beda, ada yang menerima surah ini tetapi dibarengi dengan bacaan lain, adapula yang mengamalkannya tetapi masih melakukan upaya perdukunan, serta adapula yang mengamalkannya dan dibarengi dengan surah perlindungan lainnya. Selain itu, terdapat macam bentuk pengamalan masyarakat Mandar terhadap al-Muawwizatain, yaitu: ada yang mengamalkannya sebagai do’a atau pelindung yang meliputi dibaca setelah salat fardu, dibaca setiap pagi dan petang, dan dibaca sebelum tidur. Adapula yang mengamalkan surah ini sebagai obat, dengan cara wirid dengan amalan surah al-Mu‘awwiżatain, dan upaya ruqyah sebagai jalan untuk meminta kesembuhan dari Allah swt dengan membaca surat-surat perlindungan termasuk al-Mu‘awwiżatain . Implikasi dari penelitian ini adalah: Terdapat berbagai bentuk upaya masyarakat Mandar terhadap pengamalan surah al-Mu‘awwiżatain dalam merespon kejahatan sihir, sebagian besar dari mereka mengamalkan surah ini hanya setelah terkena kejahatan sihir, dan seharusnya masyarakat Mandar perlu mengamalkan surah al-Mu‘awwiżatain baik itu sebelum maupun setelah terkena sihir.
-
ItemIMPLEMENTASI NILAI-NILAI SOSIAL AL-QUR’AN DALAM TRADISI PESTA NELAYAN LINGKUNGAN TAMO KABUPATEN MAJENE(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2022) MUH. KASIMPenelitian ini membahas tentang implementasi nilai-nilai sosial al-Qur’an dalam tradisi pesta nelayan di lingkungan Tamo, kabupaten Majene, dengan rumusan masalah: pertama, pemaknaan masyarakat terhadap pesta nelayan di lingkungan Tamo kabupaten majene. Kedua, bagaimana proses pelaksanaan tradisi pesta nelayan di lingkungan Tamo, kabupaten Majene. Ketiga, bagaimana implementasi nilai-nilai sosial al-Qur’an dalam tradisi pesta nelayan di lingkungan Tamo, kabupaten Majene. Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriftif, teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Sedangkan keabsahan datanya akan diperkuat dengan melakukan teknik tringulasi metode. Hasil penelitian meunjukkan bahwa: 1), pemaknaan masyarakat lingkungan Tamo kabupaten Majene terhadap pesta nelayan adalah yang pertama, sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah swt atas karunia rezeki dan keselamatan yang diperoleh oleh para nelayan selama satu tahun tersebut, yang kedua, sebagai bentuk doa keselamatan, masyarakat lingkungan Tamo memaknainya sebagai momen berdoa dalam meminta keselamatan dan keberkahan terhadap aktifitas mereka sebagai nelayan. 2), Proses pelaksanaan dalam acara pesta nelayan, dimulai dari adanya musyawarah antara para punggawa-punggawa yang membahas tentang persiapan seperti, dana, waktu, lokasi, dan lai-lain, kemudian akan ada tiga tahap yakni tahap persiapan acara, tahap pelaksanaan acara hari H, dan tahap setelah acara pesta nelayan tersebut. 3), implementasi nilai-nilai sosial al-Qur’an yang ada dalam tradisi pesta nelayan diantaranya, nilai persatuan, nilai musyawarah, nilai ukhwah, nilai gotong-royong dan nilai silaturahmi. Implikasi dari penelitian ini adalah: implementasi nilai-nilai sosial al-Qur’an yang terdapat pada tradisi pesta nelayan diantaranya: nilai-persatuan, nilai musyawarah, nilai ukhwah, nilai gotong royong dan nilai silaturahmi, nilai-nilai tersebut merupakan hal yang menandakan tradisi tersebut membawa hal positif yang membuat masyarakat semakin hidup damai, harmonis, serta bahagia, dan seharusnya tradisi tersebut dipertahankan dan dipelihara dengan baik, sehingga bisa diwariskan kepada generasi yang akan datang.
-
ItemAYAT-AYAT UKHUWAH DALAM AL-QUR’AN STUDI TAFSIR AL-MUNI><(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2022) MUKSINSkripsi ini membahas tentang penafsiran ayat-ayat ukhuwah perpektif Wahbah al-Zuhaili dengan tafsir al-Muni>r. Pokok pembahasan dan tujan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah bagaimana metodologi penafsiran Wahbah al-Zuhaili dalam tafsir al-Muni>r serta implementasi metode riwayat tentang ukhuwah. Jenis penelitian ini adalah library research dengan pendekatan yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif analisis dalam hal ini peneliti menggambarkan dan menguraikan secara lengkap penafsiran ayat-ayat ukhuwah menurut Wahbah al-Zuhaili dalam tafsirnya kemudian menarik sebuah kesimpulan secara maksimal. Adapun sumber rujukan yaitu tafsir al-Muni>r. Dari hasil penelitian ini, ayat-ayat ukhuwah dalam Alquran menurut Wahbah al-Zuhaili yaitu ukhuwah islamiyyah. Secara metodologi tafsir, Wahbah al-Zuhaili tidak membehas secara terperinci terkait ayat-ayat ukhuwah dalam Alquran baik dalah hal ‘Ira>b, bala>ghah, mufradat lughawi, asba>b al-Nuzu>l tafsir, bayan dan fiqh al-Hayat (konsep hidup) atau hokum. Implikasi dari penelitian ini adalah: ayat-ayat ukhuwah dalam dalam tafsir al-Muni>r hanya bersifat khusus yaitu dalam cakupan agama Islam saja atau ukhuwah Islamiyah. Seharusnya masyarakat bisa memahami konsep persaudaraan dalam Islam Sehingga tujuan dari ukhuwah betul-betul dapat dicapai yang pada akhirnya akan tercipta keharmonisan antara sesama manusia.
-
ItemRESEPSI MASYARAKAT TERHADAP TOLERANSI DALAM MEWUJUDKAN MODERASI BERAGAMA DI DESA SALURINDU KECAMATAN BUNTU MALANGKA KABUPATEN MAMASA(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2022) IRWAN JAYAPenelitian ini membahas tentang bagaimanapraktik toleransi dalam mewujudkan moderasi beragama dan bagaimana resepsi masyarakat terhadap toleransi dalam mewujudkan moderasi beragama di desa Salurindu kec. Buntu malangka kab. Mamasa. Dalam penulisan skripsi ini metode yang digunakan adalah penelitian kualiatif atau penelitian lapangan (Field Research) dengan mewawancarai beberapa tokoh yaitu tokoh agama Islam dan agama Kristen Protestan, tokoh adat agama Islam dan Kristen Protestan, tokoh masyarakat. Penelitian ini merupakan studi lapangan dengan mengumpulkan data dengan melakukan wawancara kepada para tokoh desa Salurindu terhadap permasalahan yang diteliti. Langkah-langkahnya sebagai berikut: pertama melakukan observasi di lokasi penelitian, kedua pengumpulan data primer dan sekunder, ketiga setelah data terkumpul kemudian dikelolah, keempat teknik penulisan dan penyusunan. Setelah melalukan penelitian dilokasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik toleransi dalam mewujudkan moderasi beragama umat Islam ada dua yaitu praktik toleransi dalam sosial keagamaan, dan praktik toleransi sosial kemasyarakatan yang bernuansa keaagaman. Kemudian praktik toleransi umat Kristen ada tiga, yaitu praktik toleransi dalam peribadatan, praktik toleransi dalam sosial keagamaan, dan praktik toleransi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Dan resepsi masyarakat terhadap ayat-ayat toleransi ada tiga yaitu resepsi eksegesis ada beberapa resepsi yaitu toleransi tidak memaksakan keyakinan terhadap orang lain, toleransi dalam bersikap adil dan menjunjung tingga akhlak dan moral, toleransi dalam menjaga persatuan, toleransi dalam bermusyawarah, dan toleransi dalam bersikap adil dalam kehidupan sosial. Resepsi estetis masyarakat memahami ayat toleransi dengan keindahan toleransi dalam persaudaraan dan kebersamaan, keindahan toleransi dalam kedamaian, dan keindahan toleransi dalam keharmonisan. Resepsi fungsional masyarakat memahami ayat toleransi dengan praktik kerjasama dan kerja bakti, praktik toleransi dalam menyukseskan kegiatan keagamaan seperti halal bihalal, dan praktik toleransi menjenguk orang yang sedang sakit atau yang meninggal dunia. Implikasi dari penelitian skripsi ini berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang tertuang diatas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: Praktik toleransi kehidupan beragama dalam mewujudkan moderasi beragama masyarakat desa Salurindu selama ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan dalam menjaga kerukunan dan kedamaian, toleransi antara umat beragama yang terjadi selama ini harus dijaga dan dirawat secara bersama-sama oleh masyarakat, resepsi masyarakat terhadapat ayat-ayat toleransi harus di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
-
ItemNILAI-NILAI MODERASI BERAGAMA DALAM TAFSIRAL-QUR'AN TEMATIK KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2022) ZAHRAWATIPermasalahan yang dikaji dalam penelitian ini terkait nilai-nilai moderasi beragama dalam tafsir al-Qur’an tematik Kementerian Agama RI, yaitu: 1) Bagaimana pemaknaan ayat-ayat moderasi beragama dalam tafsir tematik Kementerian Agama RI, dan 2) Bagaimana nilai-nilai moderasi beragama dalam tafsir tematik Kementerian Agama RI. Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat kepustakaan (library research). Dalam penelitian ini pula, menggunakan pendekatan metode tafsir maud{u’i/tematik, yaitu mengumpulkan ayat berdasarkan tema yang dikaji. Pengumpulan data dilakukan melalui sumber bacaan, seperti buku, kitab tafsir, hasil penelitian terdahulu baik itu skripsi, thesis, atau disertasi. Adapun analisis data, dilakukan dengan menelaah beberapa rujukan tafsir dan kamus berbahasa Arab untuk mengungkap makna dari ayat-ayat yang dikumpulkan. Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah nilai-nilai moderasi dalam tafsir al-Qur’an tematik Kementerian Agama RI, yaitu: 1) Adanya ragam pemaknaan ayat-ayat moderasi dari para mufasir dalam tafsir tematik Kementerian Agama RI, dan 2) Terdapat 5 poin nilai-nilai moderasi lengkap dengan cabangnya dalam tafsir tematik Kementerian Agama RI. Hasil dari penelitian ini ialah, ditemukan ada banyak ayat yang mengungkap nilai-nilai moderasi, hal ini berdasarkan hasil penelitian dari penulis pada tafsir tematik Kementerian Agama RI. Selain itu, juga ditemukan rangkaian nilai-nilai moderasi yang dilengkapi dengan hadis dan perspektif dari para tokoh. Terkait hasil kajian penulis pada tafsir tematik Kementerian Agama RI, menemukan ada 5 ragam nilai-nilai moderasi, yaitu: 1) Moderasi Islam dalam akidah, 2) Moderasi Islam dalam syariah, 3) Moderasi Islam dalam akhlak, 4) Moderasi Islam dalam muamalah, dan 5) Moderasi Islam dalam kepribadian Rasulullah saw. Implikasi dari penelitian ini ialah: Islam adalah satu-satunya agama yang moderat, untuk menjadi penganut agama yang moderat, maka dalam ajarannya dicetuskan nilai-nilai moderasi. Nilai-nilai moderasi yang dimaksud ialah nilai-nilai yang tidak terlepas dari ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan Hadis. Hal demikian bisa dilacak dengan banyaknya ayat dalam al-Qur’an yang mengungkap nilai-nilai moderasi. Seharusnya, dari kesekian banyaknya ayat moderasi menjadi patokan bagi umat beragama dalam menjalankan rutinitas sosial. Namun, yang menjadi masalah di era sekarang adalah maraknya paham radikalisme, dan parahnya yang menjadi subjek dari paham radikal itu ialah penganut ajaran Islam. Mereka begitu mudah menjustifikasi, mengkafirkan dan membidahkan sesamanya dengan dalih pendapat yang lain keliru, salah dan sesat. Hal ini tidak dibenarkan, sebab Islam hadir sebagai agama pertengahan/tidak memihak, seharusnya sebagian besar darinya menjadi teladan yang baik bagi masyarakat awam dan umum, agar Islam tidak kehilangan hakikatnya yang membawa unsur kedamaian.
-
ItemETIKA POLITIK DALAM AL-QUR’AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TAH{LI
- /4:58)
(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2022) MUH ADNANSkripsi ini terfokus pada etika politik dalam Al-Qur’an surah al- Nisa>/4:58, pada ayat ini dikemukakan dua aspek prinsip dasar etika politik yaitu amanah dan keadilan. Umat Islam perlu berpegang pada dua prinsip ini, agar mampu mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih dari berbagai bentuk penyalahgunaan jabatan, serta menerapkan keadilan bagi semua pihak. Penelitian ini berjenis kepustakaan dengan menggunakan pendekatan teologis. Sumber rujukan yang dipakai berasal dari berbagai buku-buku, artikel, penelitian terdahulu yang memiliki kaitan dengan tema etika politik. Data yang telah terkumpul dari berbagai sumber akan dianalisis dan diurai berdasarkan metode tafsir tah}li>li, mulai dari kosa kata, hubungan antar ayat, asba>bun nuzu>l, kandungan ayat, serta hukum yang dihasilkan oleh ayat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Islam telah mengatur etika politik melalui dua prinsip yakni: 1.) Menjaga Amanah sebagai bentuk kejujuran dalam menjalankan tugas. 2.) Berlaku Adil untuk mewujudkan kesetaraan semua pihak di hadapan hukum. Berlandaskan analisis penafsiran QS. al-Nisa>/4:58 Allah swt. telah memerintahkan kepada manusia untuk mampu menjaga amanah, serta memutuskan perkara diantara manusia secara adil tanpa ada pihak yang merasa dicurangi. Nilai-nilai etika harus dijunjung tinggi dalam menjalankan tugas dan bertanggungjawab pada amanah yang telah dipercayakan. Implikasi pada penelitian ini ialah, orang-orang yang masuk di dunia politik harus mengerti ilmu tentang etika menyangkut baik dan buruk sebuah tindakan, khususnya aspek memegang amanah dan memberi keputusan dengan seadil-adilnya yang telah dipaparkan dalam QS. al-Nisa>/4:58, sebagai bentuk menjalankan perintah Al-Qur’an demi meraih kemaslahatan umum. -
ItemTRADISI MATTOANA DI DESA PAMBUSUANG KEC. BALANIPA KAB. POLEWALI MANDAR (Studi Living Qur’an)(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2022) BAHARILPermasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bentuk pelaksanaan tradisi mattoana di Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar, (2) Pemaknaan tradisi mattoana bagi masyarakat Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar. Jenis Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Fielad Research) dengan model penelitian yaitu penelitian kualitatif yang membangun makna berdasarkan data lapangan. Prosedur penelitian lapangan ini, mengahsilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku dari objek penelitian yang telah diamati. Adapun metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi yang kemudian ditambah dengan wawancara serta dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan memberikan pengertian data yang telah diperoleh yang kemudian dari data yang telah berhasil dikumpulkan ditariklah sebuah kesimpulan untuk menentukan hasil penelitian. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah: (1) Adanya beberapa bentuk pelaksanaan tradisi mattoana di Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar, (2) Adanya pemaknaan tradisi mattoana bagi masyarakat Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar. Hasil penelitian dari bentuk pelaksanaan tradisi mattoana di Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar adalah masyarakat menjamu tamunya dengan tiga bentuk yaitu (a) berdasarkan bagaimana situasi dan kondisi (waktu) bertamu, (b) berdasarkan kedudukan yang bertamu dan (c) berdasarkan ketersediaan makanan dan minuman sang tuan rumah untuk menjamu tamunya. Adapun pemaknaan tradisi mattoana masyarakat Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar dimaknai dengan beberapa makna yaitu (a) sebagai rasa syukur kepada Allah Swt., (b) sebagai bentuk untuk memuliakan tamu serta (c) sebagai bentuk menjunjung tinggi rasa siri‟ (malu) yang merupakan salah satu hal yang paling dijaga oleh masyarakat Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar secara khusus dan masyarakat suku Mandar secara umum.
-
ItemRESEPSI MAKNA REZEKI DI MASYARAKAT NELAYAN DESA BABABULO(STAIN MAJENE, 2022) MUH. QAHFI SYAFAATMasyarakat bababulo sebagian besar bekerja sebagai nelayan. Keadaan dan kondisi para nelayan yang terkadang terkendala untuk melakukan pekerjaan akibat cuaca yang tidak mendukung. Rezeki tidaklah hanya sebatas harta atau materi saja. Tapi rezeki juga mencakup hal nonmateri. Kurangnya pengetahuan tentang rezeki, dapat membatasi pada rezeki berupa materi saja. Berangkat dari situlah Sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam pemahaman masyarakat nelayan Bababulo tentang makna rezeki. adapun rumusan masalah : 1). Bagaimana realita makna rezeki di masyarakat nelayan bababulo. 2). Bagaimana resepsi makna rezeki di masyarakat nelayan bababulo. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan living Qur‟an. Untuk mengungkap resepsi makna rezeki pada masyarakat nelayan desa Bababulo, peneliti menggunakan teori resepsi Ahmad Rafiq, yakni resepsi eksegesis dan resepsi fungsional. Pendekatan living Qur‟an yang membangun makna berdasarkan data lapangan. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Kemudian teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan dan dari data tersebut diambil kesimpulan atau dianalisis. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap masyarakat nelayan Desa Bababulo tentang makna rezeki dengan resepsi eksegesis dari tokoh nelayan, peneliti menemukan pemahaman, berupa: 1) Rezeki sudah diatur, 2) Rezeki harus dicari, dan 3) Rezeki bisa bertambah dengan sedekah. Adapun Resepsi fungsional adalah: 1) Membaca basmalah 2) Membaca Surah al-Waqiah pada subuh 3) Membaca Surah Yasin setiap malam Jum‟at. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa masyarakat nelayan bababulo bahwa nelayan bababulo termasuk memiliki paham yang baik terhadap rezeki. Nelayan Bababulo meyakini bahwa rezeki itu luas, tidak hanya mencakup pada hal materi saja, tapi juga mencakup hal nonmateri. Adapun bagi penulis, penelitian ini menambah pemahaman tentang makna rezeki dan menumbuhkan sikap optimis saat melakukan aktivitas.
-
ItemSilsilah dan Perkembangan Tarekat di Sulawesi Barat: Studi Kasus Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN) dan Tarekat Khalwatiyah Samman(Jurnal USHULUNA: JURNAL ILMU USHULUDDIN, 2022) Muhlis Latif ; Muh. Ilham UsmanArtikel ini bertujuan untuk menggambarkan eksistensi dan jalur silsilah Tarekat Khalwatiyah Samman dan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN) yang berkembang di Sulawesi Barat dan bertahan hingga detik ini. Tujuan penelitian ini untuk melengkapi penelitian-penelitian terdahulu tentang organisasi tarekat dalam mengembangkan ajaran Islam di Sulawesi Barat. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Sumber data diperoleh dari hasil wawancara para mursyid, khalifah dan juga dari unsur pengikut tarekat. Kemudian juga dilakukan pengumpulan data dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian telah menemukan bahwa genealogi Tarekat Khalwatiyah Samman yang berpusat di Campalagian, Sulawesi Barat berbeda dengan silsilah Tarekat Khalwatiyah Samman di Pattene’ dan Leppa Komae, Sulawesi Selatan. Sedangkan genealogi Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN) yang berpusat di Mapilli berasal dari silsilah Annangguru Adam yang diterima dari KH. Sutomo Syamsuddin al-Asrari (mursyid TQN di Makassar), yang juga diterima dari TQN di Suryalaya.
-
ItemETIKA BERTAMU DALAM AL-QUR’AN (ANALISIS PENAFSIRAN T.M. HASBI ASH-SHIDDIEQY DALAM TAFSIR AL-QUR’ANUL MAJID AN-NUUR)(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2022) NURMADINAAl-Qur’an sebagai pedoman bagi umat Islam telah memberikan pelajaran tentang etika bertamu. Menjaga etika bertamu dalam hidup bermasyarakat merupakan hal yang sangat penting agar hubungan dengan orang lain selalu tejalin dengan harmonis. Namun, di tengah masyarakat sekarang ini masih banyak yang belum memahami etika bertamu dengan baik. Dengan demikian, perlu pemahaman yang komprehensif tentang etika bertamu seperti yang diajarkan al-Qur’an. Dalam hal ini, penulis akan merujuk pada Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur karya T.M. Hasbi ash-Shiddieqy dengan indikator bahwa ia merupakan ulama fiqih dan ulama tafsir kontemporer yang memiliki pembahasan luas dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Agar penelitian ini dapat mengungkap kandungan al-Qur’an tentang etika bertamu, maka digunakan pendekatan metode tafsir maud{u’iy/tematik dengan menggunakan sumber data yang bersifat penelitian kepustakaan (library reseach). Kemudian, dalam mengumpulkan data dilakukan dengan membaca, mencatat, mengutip, mengkaji, dan menganalisis literatur-literatur yang terkait dengan topik permasalahan. Setelah melakukan penelitian dengan metode dan pendekatan di atas, maka ditemukan bahwa etika bertamu dalam al-Qur’an adalah, di antaranya: 1) meminta izin sebelum masuk. 2) memberi salam kepada penghuni rumah. 3) berkunjung pada waktu yang tepat. 4) tidak berlama-lama dalam bertamu. Adapun terkait dengan penafsiran Hasbi ash-Shiddieqy tentang etika bertamu, ia menyatakan bahwa meminta izin bisa dilakukan dengan cara mengetuk pintu atau memanggil orang yang ada di dalam rumah atau dengan berdeham, membaca tasbih dan tahmid, serta memberi salam. Pemberian izin oleh seorang anak kecil tidak dianggap cukup untuk menjadikan seseorang boleh masuk. Bagi tuan rumah, harus mejawab salam dengan ucapan salam yang lebih baik. Pemahaman yang baik tentang etika bertamu dapat menjadikan seseorang bersikap saling menghormati kepada sesama. Oleh karena itu, etika bertamu dalam al-Qur’an perlu dikaji dan diamalkan, agar fungsi al-Qur’an sebagai sumber ajaran pertama bagi umat Islam dapat diwujudkan dan membumi.
-
ItemRESEPSI AYAT-AYAT TAWAKAL DALAM MENCARI NAFKAH PADA MASYARAKAT KELURAHAN SIRINDU KECAMATAN PAMBOANG(REPOSITORI STAIN MAJENE, 2022) NUR AUDAINITawakal merupakan sikap yang sangat penting untuk diterapkan terutama dalam mencari nafkah. Karena dalam mencari nafkah tentunya akan banyak dijumpai hambatan-hambatan. Dalam al-Qur’an ditemukan banyak aya-ayat yang membahas tentang tawakkal, yang kemudian muncul berbagai definisi tentang tawakal yang diungkapkan oleh para Ulama. Dari macam-macam definisi tersebut, kemudian diperoleh beragam pemahaman mengenai tawakkal terutama dalam mencari nafkah. Masyarakat Sirindu yang terdiri dari beragam profesi yang sama, dan minimnya lapangan pekerjaan, sehingga hasil yang didapat juga tidak menentu. Walaupun begitu, mereka tetap hidup rukun dan damai. Berdasarkan realita tersebut menarik untuk dikaji bagaimana resepsi ayat-ayat tawakkal dalam mencari nafkah pada masyarakat Sirindu. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan living Qur’an. Untuk mengungkap resepsi ayat-ayat tawakkal dalam mencari nafkah pada masyarakat kelurahan Sirindu, peneliti menggunakan teori resepsi Ahmad Rafiq, yakni resepsi eksegesis dan resepsi fungsional. Pendekatan living Qur’an yang membangun makna berdasarkan data lapangan. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Kemudian teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan dan dari data tersebut diambil kesimpulan atau dianalisis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap masyarakat Kelurahan Sirindu tentang ayat-ayat tawakal dengan resepsi eksegesis dari tokoh agama diperoleh pemahaman berupa: 1) Berserah diri kepada Allah atas usaha yang telah dilakukan, 2) Berusaha dan berdoa, dan 3) Menjadikan Allah sebagai Wakil. Adapun Resepsi fungsional dari pemahaman masyarakat awam di Kelurahan Sirindu adalah: 1) Membaca basmalah 2) Membaca Surah al-Waqiah pagi dan sore, 3) Membaca Doa Nabi Nuh 4) Membaca Surah Yasin setiap malam Jum’at 5) Membaca Suruh al-Sajadah, Surah al-Mulk, dan Membaca Suruh al-Dukhan. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa masyarakat kelurahan Sirindu dalam mencari nafkah atau melakukan aktivitas, sikap tawakal menjadi solusi dalam mengatasi sikap pesimis, gampang menyerah atau pun sikap putus asa. Adapun bagi penulis, penelitian ini menambah pemahaman tentang sikap tawakal dan menumbuhkan sikap optimis saat melakukan aktivitas.